Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Sutisna, Sulap Limbah Sungai Cikapundung Jadi Miniatur Lokomotif

Kompas.com - 09/02/2018, 13:04 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Serakan limbah di mata Andi Sutisna seperti kepingan puzzle, yang kemudian ia rangkai menjadi sebuah bentuk yang tergambar di imajinasinya.

Seperti halnya miniatur lokomotif yang dibuatnya dari sampah atau limbah botol di Sungai Cikapundung aliran Sungai Citarum. Melalui tangan kreatifnya, Andi menyulap barang yang tidak berguna itu menjadi bentukan utuh miniatur lokomotif.

Miniatur kepala kereta api yang dibuatnya merupakan salah satu manifestasi dari imajinasinya. Uniknya, miniatur ini dibuat dari barang buangan yang mengambang di pinggiran Sungai Cikapundung di sekitar rumahnya.

“Kebetulan rumah di pinggir Sungai Cikapundung. Saya lihat banyak sampah, karena bulat lonjong ya saya bentuk lokomotif,” Kata Andi yang ditemui di kediamannya di jalan Perintis kemerdekaan Kota Bandung, Jumat (9/2/2018).

(Baca juga : Win Bara Biru, Pesulap Limbah Kayu Jadi Miniatur Harley-Davidson )

Saat itu, Andi tak memperlihatkan seluruh miniaturnya lantaran telah dibersihkan beberapa hari lalu. Meski begitu Andi beranjak dari tempat duduknya dan mengambil beberapa contoh hasil karyanya, dua buah miniatur kereta lokomotif yang telah dibungkus plastik.

“Sengaja saya bungkus plastik agar tidak berdebu,” ucapnya sambil membuka plastik yang membalut salah satu miniatur kereta lokomotif buatannya.

Melalui tangan kreatifnya, Andi menyulap barang yang tidak berguna itu menjadi bentukan utuh miniatur lokomotif.KOMPAS.com/Agie Permadi Melalui tangan kreatifnya, Andi menyulap barang yang tidak berguna itu menjadi bentukan utuh miniatur lokomotif.
Miniatur lokomotif yang pertama diperlihatkannya saat itu berukuran 40 cm. Terbilang kecil, namun tingkat kedetailannya hampir menyerupai lokomotif aslinya. Beberapa bahan yang terpasang merupakan bahan bekas limbah yang ditempel satu per satu.

“Ini yang paling kecil, bahan dasarnya juga bekas semua, paling lem sama kawat saja yang beli,” ujarnya.

Tak hanya itu, Andi memperlihatkan miniatur lokomotif lainnya yang berukuran lebih besar sekitar 1,5 meter. Bahan dasar tubuh miniatur lokomotif itu adalah triplek dan paralon bekas yang ditemukannya. 

Barang bekas itu dibuat pola berdasarkan gambar kereta lokomotif dari sebuah kalender. Untuk mendapatkan bentuk detail tiga dimensi kereta, Andi mendatangi warung internet (warnet) dan meminta bantuan penjaga warnet untuk mencetak gambar lokomotif dari berbagai sudut.

(Baca juga : Cemari Sungai Citarum, 4 Perusahaan Tekstil di Jabar Ditutup Sementara)

Gambaran itu menjadi referensi baginya untuk membentuk miniatur kereta lokomotif. Barang-barang bekas di sekitar Sungai Cikapundung seperti tutup spidol, kaleng obat nyamuk, paralon bekas, gulungan benang, cangkokan lampu, triplek, dan lainnya ia kumpulkan.

Barang-barang tersebut kemudian ditempelkan satu per satu setelah sebelumnya bentukan pola badan kereta telah ia buat dari bahan paralon bekas dan triplek.

Sampai saat ini sudah ada sekitar tujuh miniatur lokomotif kecil dan satu lokomotif berukuran besar yang dimilikinya.

“Pembuatannya membutuhkan waktu seminggu sampai dua minggu kalau yang kecil. Kalau yang gede biasanya sebulan kurang. Karena buatnya itu pas waktu senggang saja, pas santai,” jelasnya.

Melalui tangan kreatifnya, Andi menyulap barang yang tidak berguna itu menjadi bentukan utuh miniatur lokomotif.KOMPAS.com/Agie Permadi Melalui tangan kreatifnya, Andi menyulap barang yang tidak berguna itu menjadi bentukan utuh miniatur lokomotif.

Kreativitas

Andi Sutisna, pria kelahiran 11 April 1954 ini merupakan sosok kreatif. Ia selalu optimistis dengan apa yang diinginkannya. Baginya, tidak ada yang tidak mungkin selama ada kemauan. Menurutnya proses menempanya menemukan berbagai macam ide dan konsep pada karyanya.

“Gak ada yang sulit. Kalau merasa sulit berarti abah tidak mampu,” tuturnya.

Andi mengaku membuat miniatur secara otodidak. Ia belajar dari pengalaman hidupnya. Ide pembuatan miniatur lokomotif itu sendiri muncul dari kenangan Andi remaja.

Sejak remaja, Andi yang merupakan warga Bandung ini bersekolah di Cikajang, Garut. Setiap ada kesempatan, ia kerap naik kereta untuk pergi ke sekolah. Pengalaman ini menjadi sumber inspirasi baginya. 

“Awal pembuatan ini memang karena tergugah kenangan saat sekolah dulu di Cikajang, Garut. Dulu keretanya lokomotif,” kata Andi.

(Baca juga : Jawa Barat, Antara Budaya Jaipong, Sampah, dan Kotornya Citarum )

Awal pembuatan miniatur lokomotif sendiri dilakukan sejak tahun 1998. Saat itu, proyek pembuatan vila di Bogor yang merupakan tempat kerjanya, gulung tikar. Sambil menunggu panggilan kerja, Andi memanfaatkan waktu senggang untuk berkarya.

Berbekal kemampuan sebagai tukang, Andi mengembangkan kemampuannya dengan membuat berbagai karya unik dari bahan bekas yang ditemuinya.

Ia pun mulai berkarya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Dari gantungan kunci, souvenir, miniatur motor, hingga hiasan dinding lainnya. Namun hasil karyanya tersebut tak pernah ia jual, Andi mengumpulkannya sebagai kenang-kenangan.

“Saat melihat barang bekas, seperti ada gambaran di benak Abah bentukan yang harus dibuat,” ujarnya.

Kini hasil karyanya semakin banyak dan Andi bingung menaruh sebagian karyanya. Karena itu ia berencana menjual sebagian. Dengan catatan, si pemilik dapat menjaga hasil karyanya dengan baik.

Sebab, bentukan yang saat ini dibuatnya belum tentu dapat ia buat kembali. Karena semua bahan kereta lokomotif itu terbuat dari limbah yang ditemukannya secara spontan.

“Ya kalau mau dibuat lagi belum tentu sama karena kan susah cari bahannya. Kalau pun ditemukan lagi bentukannya belum tentu sama,” ujarnya.

Ia berpesan kepada para pemuda saat ini untuk tidak mendapatkan segala sesuatunya dengan instan. Karena hal itu dapat mencegah daya kreativitasnya.

“Kebanyakan tidak ada kemauan pemuda zaman sekarang mah. Maunya instan kalau mau dapat apa-apa itu, padahal proses itu penting,” pungkasnya.

Kompas TV Kodam III Siliwangi menerima dua unit kapal Katamaran untuk membersihkan sampah permukaan Sungai Citarum di Makodam III Siliwangi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com