Dibantu empat kawannya, miniatur masjid bergaya Timur Tengah ini dibuat semirip mungkin dengan masjid aslinya. "Kami ambil desainnya dari internet, setelah itu kawan-kawan di sini yang menyesuaikan. Semuanya dikerjakan dengan tangan, termasuk kaligrafinya," kata Hermansyah, Selasa (14/7/2015).
Ia mengatakan, pembuatan miniatur masjid ini dikerjakan setiap selesai shalat tarawih hingga waktu sahur. Saat ini, proses pembuatan miniatur masjid telah rampung 80 persen.
Hermansyah mengatakan, meski biaya pembuatan miniatur masjid dan lampion ini cukup tinggi, yaitu mencapai Rp 13 juta, remaja masjid Al-Istiqomah tidak pernah absen setiap tahunnya untuk mengikuti pawai takbir.
"Sejak delapan tahun lalu selalu menjadi juara. Kalau tidak juara I ya juara II. Memang hadiahnya tidak sesuai dengan biaya, hanya piala dan uang pembinaan, tetapi bersyukur bisa ikut memeriahkan kegiatan menyambut 1 Syawal," kata Hermansyah.
Ia mengatakan, miniatur masjid dan lampion ini nantinya akan diarak keliling kota untuk memeriahkan pawai malam takbiran yang rencananya akan dilaksanakan pada Kamis mendatang. Selain mengarak miniatur masjid, pawai takbir akan diikuti 400 lebih pemuda masjid Al-Istiqomah yang akan ikut memeriahkan pawai takbir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.