Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aceh Bebas Talasemia Bukanlah Mimpi (2)

Kompas.com - 25/10/2017, 13:17 WIB
Daspriani Y Zamzami

Penulis

Selama lima tahun YDUA mendampingi penyandang talasemia di Aceh, lanjut Nunu, YDUA telah melakukan sejumlah program untuk mensosialisasikan penyakit ini kepada masyarakat.

Dalam dua tahun pertama, YDUA mendampingi pasien talasemia agar bisa mendapat darah dengan tepat waktu. Tagline misi kala itu adalah “ten for one thalassemia”.

“Artinya, kami berupaya menyediakan 10 orang pendonor untuk satu pasien talasemia sehingga setiap waktu transfuse tiba, darah sudah tersedia,” ujar Nunu.

Pada dua tahun kedua, YDUA memberikan sosialisasi penyakit ini dan cara meminimalisasi jumlah penderitanya ke sekolah, kampus, kantor pemerintahan hingga ke kelompok ibu PKK. 

Tagline-nya 'Beware thalassemia before you ping someone' karena sasaran utama kita memang generasi muda sehingga mereka paham akan diri masing-masing,” ungkap Nunu.

(Baca juga: Derita Talasemia, Bocah Finza Harus Transfusi Darah Setiap Bulan)

Memasuki dua tahun ketiga, Nunu menambahkan, YDUA giliran menyasar pemerintahan dengan tagline ‘zero born thalassemia’.

“Kami berupaya agar bisa bermitra lebih dekat lagi dengan pemerintah sehingga cita-cita menjadikan Aceh sebagai daerah zero born alias bebas talasemia bisa terwujud,” tuturnya.

Caranya, lanjut Nunu, pemerintah bisa mengeluarkan peraturan daerah (qanun) kesehatan berisi keharusan screening bagi setiap anak yang lahir dan generasi muda yang ingin melangsungkan pernikahan, agar mengetahui kondisi talasemia masing-masing.

Dengan cara ini, ancaman kehilangan generasi muda akibat kematian di usia sangat dini pada 20-30 tahun mendatang bisa diminimalisasi.

Nunu berharap, Kota Banda Aceh bisa menjadi kota pertama untuk menerapkan program "zero born talasemia". Dengan jumlah penyandang talasemia sebanyak 34 orang, YDUA berharap tidak ada penambahan angka penyandang talasemia mayor mulai tahun 2018 di ibukota Aceh itu.

“Kami sangat berharap Banda Aceh bisa jadi pilot project untuk langkah ini dan kemudian diikuti oleh daerah lainnya di Banda Aceh,” ujarnya.

Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, menyambut baik upaya YDUA dalam membantu menangani penyakit talasemia di Banda Aceh.

“Kami akui memang Pemerintah Kota Banda Aceh belum terlalu fokus terhadap talasemia, tapi kini kami akan memulainya melalui penyuluhan kesehatan, misalnya dengan melakukan sosialisasi talasemia dalam setiap kegiatan Gampong KB di setiap kecamatan di Kota Banda Aceh,” kata  Aminullah Usman.

 

SELESAI

 

 

Tulisan berseri ini adalah hasil liputan Daspriani Y Zamzami, kontributor Kompas.com di Banda Aceh, sebagai peserta program Fellowship Journalism Science yang diadakan oleh AJI Indonesia.

 

 

 

Kompas TV Istri kedua dari mendiang ketua DPRD Kolaka Utara telah resmi ditetapkan sebagai tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com