Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berita Populer Nusantara: Cara Cerdik KPK Masuk Rumah Gubernur Bengkulu hingga Nama WA Korban Tewas "Calon Mayat"

Kompas.com - 22/06/2017, 08:15 WIB

KOMPAS.com - Cerita di balik operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti dan istrinya, Lily Madasari, yang kini telah menjadi tersangka kasus suap dua proyek pembangunan jalan di Provinsi Bengkulu terus menjadi pilihan pembaca.

Ridwan dikenal sebagai sosok pemimpin dengan karier politik yang mulus, meraih sejumlah penghargaan saat menjadi Bupati Musirawas hingga memiliki gebrakan, salah satunya penandatanganan pakta integritas pejabat di Bengkulu untuk tidak korupsi, berbisnis, dan narkoba.

(Baca juga: Ingat Andy Go To School? Kini Punya Anak Bernama Heaven's Angel)

Operasi tangkap tangan ini berlangsung cepat dan senyap. Masyarakat Bengkulu terkejut akan kejadian itu. Cara cerdik KPK masuk ke rumah Ridwan Mukti juga menjadi pilihan pembaca.

Sementara itu, kecelakaan karambol di Jalan Magelang-Semarang menewaskan empat orang. Hanya saja, salah satu korbannya disebutkan telah mengganti nama profil WhatsApp-nya menjadi "Calon Mayat Sofi" sejak dua bulan lalu.

(Baca juga: Ini Zona Merah Taksi "Online" di Yogyakarta)

Berikut ini 5 berita terpopuler dari seantero Nusantara sepanjang hari kemarin yang tak boleh Anda lewatkan:

1. Sebelum Tewas Tertabrak Truk, Korban Ganti Nama WA Jadi "Calon Mayat"

Kompas.com/Ika Fitriana Truk hino ringsek setelah menabrak pejalan kaki dan empat kendaraan bermotor di Secang, Magelang, Selasa (20/6/2017). Empat orang meninggal dunia akibat kecelakaan itu.
Duka mendalam dirasakan keluarga dan kerabat korban kecelakaan karambol yang terjadi di Jalan Magelang-Semarang, depan Kantor Pos Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (20/6/2017) sore.

Dari empat korban yang meninggal dunia, dua di antaranya adalah pasangan suami istri atas nama Musthofa Shofiyuloh (27) dan Lailatul Masroh (26). Keduanya tinggal di Dusun Kauman, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Pada saat kecelakaan terjadi, keduanya sedang berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Supra nopol AA 2606 YA. Mereka tertabrak truk Hino yang hilang kendali saat melaju dari kawasan Krincing, Kecamatan Secang.

Awan Wiratno, salah satu kerabat Mustofa Shofiyuloh menuturkan, korban adalah guru di MI Arrosyidin Payaman. Dia memiliki kepribadian yang shaleh dan merupakan hafiz (penghafal) Al Quran 30 juz.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Kecelakaan Karambol di Jalan Magelang-Semarang, Empat Orang Tewas


2. Ini Penghargaan untuk Gubernur Bengkulu Sebelum Ditangkap KPK

KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti tiba di Gedung KPK Jakarta, Selasa (20/6/2017).
Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti dan istri, Lily Madari, ditangkap petugas Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), pada Selasa (20/6/2017), terkait suap proyek. Bersama keduanya, KPK juga menahan dua kontraktor lokal dan satu ajudan.

Ridwan Mukti merupakan politisi yang cukup moncer dalam karier dan mencuri hati rakyat Bengkulu. Sebelum menjabat Gubernur Bengkulu, ia merupakan bupati dua periode di Kabupaten Musirawas, Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam rekam jejaknya menjadi Bupati Musirawas, ia banyak melakukan perubahan terutama terkait kemiskinan dan perbaikan infrastruktur dasar masyarakat.

Beberapa penghargaan sempat ia sabet di antaranya:

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Gubernur Bengkulu dan Pengkhianatan terhadap Pakta Integritas


3. Cara Cerdik KPK Saat Dilarang Masuk Rumah Pribadi Ridwan Mukti

Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap istri Gubernur Bengkul Ridwan Mukti, Lily Madari, mengejutkan banyak pihak.

Terlebih selama ini Ridwan keras dan sangat anti korupsi jika ditilik dari beberapa pidato yang ia sampaikan.

Kisah tertangkapnya Lily berawal dari sebuah rumah pribadi Ridwan di Kelurahan Sidomulyo, Kota Bengkulu. Dari rumah mewah itulah OTT berlangsung.

Sekitar pukul 09.30 WIB, petugas KPK mendapatkan informasi bahwa Direktur PT Statika Mitra Sarana (SMS) Jhony Wijaya memberikan sejumlah uang pada Rico Dian Sari untuk diantarkan ke rumah pribadi Ridwan Mukti.

Setelah menyerahkan uang yang diduga suap untuk proyek, selanjutnya Rico keluar dari rumah pribadi Ridwan Mukti. Sementara Ridwan Mukti meluncur ke kantor Gubernur Pemprov Bengkulu.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Istri Gubernur Bengkulu Diduga Terima Suap Rp 1 Miliar


4. Ridwan Mukti, Mantan Bupati Musi Rawas yang Curi Hati Rakyat Bengkulu

Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti dan istri, Lily Madari, diciduk petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Selasa (20/6/2017), terkait suap proyek. Bersama keduanya, KPK juga menahan dua kontraktor lokal dan satu ajudan.

Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK berlangsung cepat, senyap, lalu mengejutkan publik. Masyarakat Bengkulu terkejut akan kejadian itu.

Bahkan, mantan Kapolda Jawa Barat Irjen (Purn) Sudirman Ail yang merupakan putra daerah Bengkulu mengaku dirinya serasa disambar petir akan kejadian itu.

"Mendengar kabar itu, saya seperti tersambar petir, tak percaya," katanya dalam sebuah acara buka bersama di Bengkulu.

Ridwan Mukti merupakan politisi yang cukup moncer dalam karier dan mencuri hati rakyat Bengkulu. Sebelum menjabat Gubernur Bengkulu, ia merupakan bupati dua periode di Kabupaten Musirawas, Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam rekam jejaknya menjadi Bupati Musirawas, ia banyak melakukan perubahan terutama terkait kemiskinan dan perbaikan infrastruktur dasar masyarakat.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: OTT Gubernur Bengkulu dan Istri, KPK Sita Uang dalam Kardus


5. Dikritik Anak Buah di Facebook gara-gara Minuman, Kepala Satpol PP Marah-marah

KOMPAS.com/Mansur Suasana Kepala Satpol PP dan Damkar Poso marah-marah kepada anak buahnya di halaman Kantor Bupati Poso, Rabu (21/6/2017).
Sri Ayu Utami, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP) dan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Poso, marah-marah gara-gara posting-an salah satu anggotanya di media sosial Facebook.

Sri marah-marah di depan puluhan anak buahnya yang sudah dikumpulkan di halaman kantor Bupati Poso, Rabu (21/6/2017) siang.

Dia mengamuk setelah seorang anggota Satpol PP berinisial IT mengunggah status di media sosial yang dinilai telah mencemarkan nama baiknya dan Pemerintah Kabupaten Poso.

Status tersebut memuat kekecewaan IT karena menilai ada pembagian minuman botol yang dinilai tidak adil. Pegawai honorer mendapatkan 4 minuman botol ukuran 1 liter sementara PNS hanya mendapatkan 3 botol saja. IT juga menulis beberapa kritikan kepada Kepala Satpol PP.

Menurut dia, seorang PNS tidak layak meributkan soal jatah minuman dibandingkan dengan pegawai honorer yang tidak memiliki gaji tetap.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Listrik Padam Saat Buka Puasa, Warga Mengamuk dan Rusak Kantor PLN

 

 

 

Kompas TV Orang Miskin Dilarang Sakit? (Bag 2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com