Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Satu Keluarga di Medan dan Rasa Aman yang Mahal

Kompas.com - 12/04/2017, 07:00 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

 

Sarma menambahkan, Dinas Sosial Provinsi Sumut harus segera mengambil tindakan kalau keluarga dekatnya tidak ada yang bisa mengasuh.

"Pemerintah dalam hal ini dinas sosial harus memberikan pengasuhan, trauma healing. Kita minta korban menjadi anak negara kalau tidak ada keluarganya yang mau mengasuhnya, wajib memberikan perhatian penuh dan perlindungan," ungkap Sarma.

Di tempat terpisah, Psikolog Irna Minauli mengatakan, Kinara perlu mendapatkan penanganan psikologis yang tepat agar dapat beradaptasi dengan baik. Dan wajib mendapatkan perlindungan dari pemerintah atau lembaga terkait sebab dia juga terancam karena menjadi saksi kunci kasus pembunuhan terhadap seluruh keluarganya.

"Trauma yang dialami anak yang selamat dari bencana yang menghabisi nyawa seluruh anggota keluarganya, biasanya menjadi semakin besar. Selain dihantui ketakutan, juga disertai rasa bersalah karena hanya dia yang selamat," tutur Irna.

Dirinya meminta pihak kepolisian yang menangani kasus ini untuk memahami kondisi psikologis anak sehingga tidak buru-buru mengorek keterangan dari korban. Jika penanganannya tidak tepat, maka trauma yang dirasakan anak akan semakin besar sehingga informasi yang di dapat menjadi tidak akurat.

"Tanda-tanda trauma yang biasa muncul adalah mimpi buruk serta terjadi regresi yaitu kemunduran dalam perkembangan anak. Misalnya anak menjadi ngompol padahal sebelumnya sudah bisa ke kamar mandi sendiri," ungkapnya.

Direktur Minauli Consulting ini menjelaskan, metode yang biasa dilakukan untuk anak misalnya dengan terapi bermain (play therapy) atau menggambar (art therapy). Namun anak perlu merasa aman dahulu supaya mau bekerja sama dengan penyidik.

Sebelumnya diberitakan, Riyanto (40), Sri Ariyanti (40), Sumarni (60), Naya (13) dan Gilang (8) ditemukan tetangganya tewas bersimbah darah pada Minggu (9/4/2017). Sementara Kinara (4) ditemukan di kolong tempat tidur dalam keadaan kritis akibat luka-luka di sekujur tubuhnya.

Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, mengidentifikasi korban, dan meminta keterangan saksi-saksi namun belum bisa menyimpulkan modus operandi dan menangkap pelaku.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menduga, antara korban dan pelaku saling kenal. Sementara Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Yemi Mandagi menyebutkan, hasil pemeriksaan sementara, pembunuhan sudah direncanakan.

Pelaku menggunakan senjata tajam untuk menghabisi korbannya dilihat dari luka-luka di tubuh para korban. Setelah membunuh para korban, pelaku diduga mengambil ponsel dan sepeda motor korban.

Polda Sumut sudah membentuk tiga tim yang terdiri dari Unit Jatanras Polda Sumut, Polres Pelabuhan Belawan dan Polsek Medan Labuhan untuk mengungkap kasus ini. Masing-masing tim berjumlah 10 sampai 15 personel. Identitas pelaku sudah diketahui, tim sedang bekerja sama untuk menangkap pelaku.

(Baca juga: Suami, Istri, Dua Anak dan Mertua Dibunuh di Medan)

 

Kompas TV Kondisi Terkini Korban Selamat Pembunuhan Sadis di Medan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com