Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Satu Keluarga di Medan dan Rasa Aman yang Mahal

Kompas.com - 12/04/2017, 07:00 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Jika kepolisian beralasan karena terbatasnya jumlah personel, lanjut Sarma, seharusnya polisi bisa mengaktifkan partisipasi masyarakat seperti Siskamling.

Sarma mengatakan, Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel saat itu sudah berjanji akan meningkatkan pengamanan di Kota Medan. Namun, faktanya kasus demi kasus terus bertambah, termasuk soal izin penggunaan senjata api, seperti air softgun.

"Keluhan mereka, tingginya peredaran dan penggunaan narkoba dan ekonomi menjadi faktor naiknya angka kejahatan. Ini tidak bisa jadi alasan untuk kita memaafkan kepolisian yang tidak bisa memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat. Solusi harus dipikirkan kepolisian dengan pemerintah daerah," katanya.

Untuk kejadian yang menimpa keluarga Kinara, wakil rakyat ini meminta polisi mengusut tuntas motif sebenarnya pembunuhan tersebut. Apalagi, ada anak kecil yang akan mengalami trauma seumur hidupnya.

Hasil penyelidikan, lanjutnya, harus dipublikasikan segera supaya khalayak mengetahui duduk masalahnya dan bisa menilai kecepatan kinerja polisi dalam mengungkap kasus-kasus kriminalitas di Kota Medan.

"Apalagi ini menjelang Lebaran, pasti kebutuhan meningkat dan kriminalis tinggi. Untuk kasus Mabar, pelakunya harus dihukum matilah, tidak cukup hukuman maksimal. Perbuatannya sudah tidak manusiawi lagi," tutur Sarma.

(Baca juga: Pembunuh Satu Keluarga di Medan Diduga Kerabat Dekat, Rumah Digeledah)

Hal senada juga dikatakan advokat dan pemerhati sosial Rina Sitompul. Menurutnya, keamanan dan kenyamanan masyarakat sudah di taraf mengkhawatirkan. Kejahatan sudah sering terjadi di siang hari yang ramai. Keamanan saat ini menjadi barang yang mahal.

"Rasa aman itu mahal..." ucapnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com