Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Mencekam bagi Warga Saat Longsor Terjang Ponorogo

Kompas.com - 02/04/2017, 11:39 WIB

PONOROGO, KOMPAS.com - Jarum jam menunjukan pukul 23.00 WIB, Sabtu (1/4/2017), namun pasangan suami istri, Kateni (52) dan Ismiatun (47), masih terjaga.

Keduanya merupakan keluarga korban longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.

"Saya enggak bisa tidur, dengar suara genset ingat suara longsor tadi pagi," kata Kateni saat ditemui di rumah kepala Desa Banaran, yang menjadi tempat pengungsian sementara, Sabtu malam.

Sejumlah korban longsor di Desa Banaran dibawa ke pengungsian sementara. Karena listrik mati, untuk menyalakan lampu penerangan menggunakan genset.

Kateni kehilangan putranya, Iwandana Suwandi (27), dan ibu kandungnya, Katemi (80), pada bencana longsor, Sabtu (1/4/2017). Keduanya diduga terkubur hidup-hidup di dalam rumah.

"Anak saya sedang tidur di kamar," katanya sambil membuka nasi bungkus yang dibagikan relawan.

Kateni mengatakan, masih terekam dengan jelas di pikirannya, detik-detik saat rumahnya tertimbun tanah material longsoran.

Saat itu, dia baru saja keluar dari rumah dan berniat pergi ke ladang mencari rumput untuk pakan ternaknya.

"Saya baru sebentar keluar dari rumah, tebing sudah longsor. Saya bisa lihat dari jalan," katanya pasrah.

Kateni mengaku, tidak ada firasat apa pun sebelum kejadian.

"Tidak ada firasat apa-apa. Biasanya anak saya tidur di rumah mertua saya. Baru kemarin dia datang ke rumah," katanya.

Istrinya, Ismiatun (47), juga menjadi saksi hidup saat material longsoran menerjang rumahnya dan mengubur mertua dan anaknya yang sedang tidur pada pagi itu. Ismiatun mengatakan, saat itu dirinya sedang memasak di dapur.

Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh yang sangat kencang. Dia pun sadar bahwa tebing di belakang rumahnya longsor.

Dia kemudian mencari ibu mertuanya dan berusaha menggandengnya keluar rumah. Namun, material longsoran datang begitu cepat. Ismiatun melepas tangan ibu mertuanya yang sebelumnya digandengnya.

"Saya lepas ibu saya, lalu saya lari keluar rumah," kata Ismiatun.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com