Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tembakau di Temanggung Terus Menurun

Kompas.com - 31/01/2017, 22:12 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

S mencontohkan kondisi saat dirinya dulu mendapatkan KTA pada 1980-an.

"Kayak bapak saya walaupun enggak punya KTA, tapi saya bisa dapat karena pintar nyari tembakau," ujar bapak tiga anak tersebut

(Baca: Cerita Petani soal Tengkulak Tembakau di Temanggung)

Pabrik diam

Sebagai orang yang pernah merasakan era kejayaan harga tembakau, S mengaku pernah mengusulkan agar pabrik mengubah sistem pemberian KTA untuk para tengkulak.

Namun dia menyebut pihak pabrik seperti tak punya niat untuk memperbaiki kondisi. Bukannya memberi harga tinggi pada tembakau lokal, pihak pabrik justru sempat menjelaskan bahwa saat ini tak lagi mendapat anggaran dari kantor pusat untuk membeli tembakau Temanggung.

Kondisi itu membuat pabrik tak lagi punya banyak dana untuk membeli tembakau lokal dengan harga tinggi.

"Katanya (pihak pabrik) kalau tahun ini enggak ada uang dari Kediri. Kediri enggak ngasih uang. Jadi belinya pakai uang sendiri," ucap S.

S menduga saat ini para produsen rokok di Tanah Air sudah mengimpor tembakau dari luar negeri. Hal itulah yang disebutnya membuat pabrik tak lagi punya daya untuk membeli tembakau lokal.

Menurut S, dugaannya itu diperkuat kesamaan pola yang dilakukan pabrik tempatnya memasok tembakau dengan pabrik dari produsen lain.

Sebelum 2011, S menyebut produsen berlomba-lomba mendapatkan tembakau lokal berkualitas. Kondisi itulah yang membuat harga tembakau tinggi.

Namun, S menilai saat ini produsen rokok di Temanggung seperti lesu untuk membeli tembalau lokal. 

Akibatnya, harga tembakau tidak pernah lagi sama dengan harga pada 2011. Saat ini, harga maksimal tembakau yang dipasoknya ke pabrik hanya Rp 80.000 per kilogram.

S mengatakan, sudah saatnya pemerintah campur tangan dan mengupayakan naiknya harga tembakau seperti 2011 misalnya dengan membatasi impor.

"Harusnya yang bisa menekan Presiden, Pak Jokowi langsung," ujar dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com