Menurut Joko, Merapi sering menunjukkan gejala-gejala tertentu karena karakteristiknya yang sudah berubah sejak erupsi 2010 lalu.
Joko menjelaskan, kawah Merapi saat ini terbuka sehingga kemungkinan akan sering terjadi fenomena-fenomena tertentu, misalnya embusan asap sulfatara seperti yang terjadi pada Kamis (27/3/2014) siang.
"Karakteristik Merapi sudah berubah karena bentuk kawah yang terbuka sehingga akan sering terjadi embusan asap sulfatara, yang biasanya berdampak hujan abu," ujar Joko dihubungi melalui telepon.
Joko melanjutkan, sejumlah warga telah melaporkan adanya suara gemuruh disertai getaran dari arah gunung Merapi sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka merupakan warga yang tinggal di Dusun Paten, Kecamatan Dukun dan Dusun Jurang Jero, Kecamatan Srumbung, atau sekitar 5 - 7 kilometer dari puncak Merapi.
"Warga juga melihat ada kepulan asap berwarna kecoklatan membubung tinggi dari puncak Merapi," imbuh Joko.
Kendati demikian, menurut pantauan BPBD, tidak terjadi hujan abu di sekitar wilayah tersebut. Pihaknya pun telah mengirimkan setidaknya 6.000 masker kepada warga untuk antisipasi jika terjadi hujan abu.
"Kami imbau warga untuk tenang namun tetap waspada. Carilah informasi tentang Merapi dari sumber yang valid dan resmi," tandas Joko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.