KOMPAS.com – Mendung menggelayuti langit Kota Ruteng di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (6/6/2024) pagi.
Tak lama berselang, gerimis menghampiri ibukota Kabupaten Manggarai tersebut.
Kondisi tersebut tak menghalangi niat Kompas.com dan relawan Kelompok Kasih Insanis Peduli Sehat Jiwa NTT ke pelosok Manggarai Barat.
Ada satu tekad besar dalam perjalanan tersebut yakni menemui satu keluarga yang sudah belasan tahun mengalami gangguan jiwa.
Ya, berdasarkan informasi yang Kompas.com dan kelompok relawan itu terima, satu keluarga tersebut mengalami sakit yang sama.
Baca juga: Gara-gara Tak Dikasih Tembakau, ODGJ di NTT Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya
Kendaraan yang dikemudi Bonefasius menyusuri jalan Transflores. Kecepatan menyesuaikan dengan kondisi jalan yang basah akibat gerimis.
Tiba di Kampung Cireng, rombongan harus antri. Sebab, ada pekerjaan pelebaran jalan Transflores yakni membelah tebing di sisi kanan jalan tersebut.
“Kami berangkat dari Kota Ruteng pukul 10.00 Wita. Kurang lebih dua jam perjalanan dari Kota Ruteng sampai Lembor."
"Tiba di pertigaan Lus, kami sudah ditunggu relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Manggarai Barat sejak pagi."
"Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke arah selatan dipandu relawan karitatif kemanusiaan dari Kecamatan Welak, Lembor dan Lembor Selatan."
"Bersyukur jalannya sudah mulus karena sudah dihotmix,” jelas Aventinus Saur SVD, ketua KKI Peduli Sehat Jiwa sekaligus imam Katolik yang mengabdikan hidupnya pada pelayanan pemulihan dan pemuliaan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Rombongan tiba di Kampung Bempo, Desa Watu Rambung, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, pukul 14.15 Wita.
Dipandu lima relawan kemanusiaan, rombongan menemui keluarga yang sudah belasan tahun menderita sakit jiwa. Bahkan sang istri dipasung di dalam rumah.
Keluarga tersebut tinggal di rumah berukuran 6x6 meter berlantai tanah dan berdinding pelupuh bambu.
Baca juga: Mengamuk, ODGJ di Lampung Tengah Bunuh Nenek Penderita Stroke
Bagian dapurnya sudah terbongkar karena dirusak anak keluarga tersebut yang kini dipasung di gubuk terbuka di bagian belakang rumah.