Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Satu Keluarga Derita Sakit Jiwa di Pelosok Manggarai Barat NTT

Kompas.com - 07/06/2024, 11:43 WIB
Markus Makur,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Tak lama kemudian, tetangga berdatangan menyambut rombongan yang datang ke rumah keluarga tersebut.

Tadeus Belit (60), suami Fransiska Anjung, melakukan ritual adat dengan simbol seekor ayam kampung jantan sebagai tanda penghargaan secara budaya atas kehadiran tamu di rumahnya.

“Yang sakit saya, istri saya dan dua anak saya. Satunya menggelandang di sekitar kampung. Kadang-kadang tidak pulang rumah. Kadang-kadang tidur di pondok di sawah. Kadang-kadang tidur di rumah keluarga," ujarnya.

"Ia juga jalan-jalan ke Labuan Bajo (Ibukota Kabupaten Manggarai Barat) dan ke Kota Ruteng. Satu lagi anak kami dipasung di bagian belakang rumah. Di tanah kosong dengan bangun pondok. Dua kakinya dipasung."

"Ia dipasung karena agresif kepada warga kampung. Sementara istri juga sakit yang sama belasan tahun lalu, dan kini juga menderita sakit diabetes. Kondisi istri saya sangat kurus dan hanya tidur di tempat tidur di kamar,” kisahnya.

Belit mengakui, dirinya juga sakit tetapi sebagai suami, ia bertanggung jawab menghidupi istri dan anak-anak.

“Saya timba air. Saya masak untuk makan pagi, siang dan malam. Saya juga cari kayu api untuk memasak. Bahkan, saya juga merawat istri yang hanya tidur di tempat tidur."

"Kondisinya semakin kurus. Saya, istri dan anak-anak sungguh sangat menderita dengan sakit yang kami alami,” ungkapnya.

Dari empat buah hati, lanjut Belit, satu orang sudah merantau dan satu lainnya sudah berkeluarga. Sementara itu EEN dan AA yang tinggal bersamanya menderita sakit jiwa.

Baca juga: Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

“Belum lama ini kami dikunjungi para medis untuk pengobatan sakit yang kami alami. Selain itu, relawan KKI sering datang menghibur kami serta masak untuk kami dan membawa sembako. Mereka juga bawa air minum bersih,” jelasnya.

Estiana Hermin, anak kedua pasangan Tadeus Belit dan Fransiska Anjung berharap orangtuanya sembuh, begitu juga dengan adik bungsu dan kakak sulungnya.

“Tiap minggu saya datang untuk melihat orang tua dan juga dua saudara saya yang sakit. Saat saya datang, saya sangat sedih melihat keadaan mereka."

"Selama ini ayah saya yang masak. Saya biasa datang untuk mencuci pakaian orang tua yang kotor dan sesekali bantu masak pas datang melihat. Saya datang dari Kampung Buas, Desa Ngancar dengan jarak belasan kilometer,” jelasnya.

Hermin hanya bisa membantu saat memiliki waktu senggang. Maklum, ia juga berkeluarga sehingga harus mengurus suami dan anak-anaknya.

Sementara itu relawan KKI Manggarai Barat, Dorothea Dhahung, mengaku sudah lima kali mengunjungi sekaligus pendampingan minum obat bagi pasien satu keluarga tersebut.

“Saya membagi waktu dengan mengajar dan mengunjungi untuk pendampingan minum obat yang sudah diberikan oleh perawat kepada satu keluarga ini,” jelasnya.

Baca juga: ODGJ, Pembunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Minta Dibunuh Juga

Dhahung pun berterima kasih kepada Aventinus Saur SVD, Ketua KKI Peduli Sehat Jiwa NTT.

Sang pastor rela menempuh perjalanan melewati 6 kabupaten di Pulau Flores untuk mengunjungi dan membawa sembako bagi keluarga tersebut.

“Saya berterima kasih atas kunjungan kasih dari Avent Saur SVD, Ketua KKI NTT yang juga imam Katolik yang fokus mengabdikan diri pada pelayanan kemanusiaan ODGJ. Semoga keluarga ini bisa pulih dan sembuh berkat konsumsi obat,” ujar Dhahung. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com