BIMA, KOMPAS.com - Seorang penderita gangguan kejiwaan atau ODGJ berinisial SS (32) mengejar polisi dengan parang di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peristiwa itu terjadi pada Senin (17/6/2024) sekitar pukul 14.00 Wita di halaman Mapolsek Sape.
"Awalnya pria itu diduga mabuk, tapi ternyata dia ODGJ," kata Kasubsi Humas Polres Bima Kota, Ipda Nasrun saat dikonfirmasi, Selasa (18/6/2024).
Baca juga: Minum Obat Memberatkan, Mensos Minta ODGJ Pakai Metode Long-acting
Nasrun menjelaskan, ODGJ dari Desa Naru, Kecamatan Sape, itu awalnya secara tiba-tiba mengejar salah seorang warga dengan parang.
Karena ketakutan, korban lantas masuk area mapolsek untuk meminta bantuan anggota kepolisian.
Baca juga: Bebaskan 14 ODGJ Selama 2 Hari Kunker di Kalsel, Risma: Jangan Lagi Ada yang Dipasung
Aparat yang melihat kejadian itu sontak berupaya mengamankan SS, namun mereka justru menjadi sasaran pengejaran oleh pria ODGJ tersebut.
"Tidak ada korban luka-luka dan ODGJ tak lama kemudian diamankan oleh polisi," ujarnya.
Setelah mengamankan SS, lanjut Nasrun, polisi lalu berkoordinasi dengan pemerintah Desa Naru untuk mencari tahu keluarga SS.
Hasilnya, diketahui bahwa SS merupakan warga Desa Naru dan sudah lama menderita gangguan kejiwaan.
"Setelah bertemu dengan keluarganya baru diketahui SS ternyata ODGJ," jelasnya.
Nasrun mengungkapkan, SS sempat ingin dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Mataram untuk berobat. Namun, karena terkendala biaya rencana itu terpaksa dibatalkan keluarganya.
Saat ini, SS sudah dikembalikan ke pihak keluarga dan atas bantuan Pemerintah Desa Naru, SS akan segera dibawa ke RSJ Mataram untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
"Pihak keluarga dan desa sudah siap membawa SS ke RSJ, nanti seluruh biayanya akan ditanggung desa," kata Nasrun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.