KLATEN, KOMPAS.com - Musim kemarau akan berdampak terhadap lahan pertanian sistem tadah hujan di beberapa wilayah di Klaten, Jawa Tengah.
Lahan pertanian yang mengandalkan hujan berpotensi kekeringan saat kemarau tiba.
Baca juga: Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten, Widiyanti mengatakan, lahan pertanian tadah hujan tersebar di delapan kecamatan, yakni Gantiwarno, Wedi, Tulung, Bayat, Cawas, Trucuk, Juwiring, dan Pedan.
"Dampak kekeringan ada potensi, terutama di daerah lahan tadah hujan. Ini masih terus dalam pengawalan teman-teman di lapangan," kata Widiyanti dihubungi Kompas.com, Selasa (28/5/2024).
Pihaknya telah melakukan antisipasi agar lahan pertanian tadah hujan tetap bisa ditanami padi.
Antisipasi itu dengan cara optimalisasi irigasi bersumber air tanah.
Disinggung apakah di Klaten ada tanaman padi yang terdampak puso, kata Widiyanti belum ada.
"Untuk daerah tadah hujan dioptimalisasi dengan pompanisasi dan program irigasi perpompaan, khususnya daerah yang ada sumber air permukaan atau sumber air tanah," jelas dia.
Baca juga: Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000
Kendati demikian, Widiyanti memastikan kebutuhan beras di Klaten masih aman saat kemarau tiba.
Menurut dia, realisasi tanam padi sampai Mei 2024 lebih dari 40.000 hektar. Sementara untuk memenuhi kebutuhan pangan di Klaten hanya sekitar 36.000 hektar.
"Insyaallah aman. Di daerah sawah yang bersumber air terus berproses tanam," kata Widiyanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.