Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Lebong Bengkulu, 2.712 Masyarakat Mengungsi

Kompas.com - 18/04/2024, 10:21 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Banjir disertai tanah longsor melanda Kabupaten Lebong, Bengkulu, sejak Selasa (16/5/2024). Banjir ini mengakibatkan 2.712 warga mengungsi.

Banjir yang melanda 6 kecamatan ini merusak fasilitas umum, rumah, dan sektor pertanian. Ini adalah banjir terburuk yang melanda Lebong dalam 30 tahun terakhir.

Menurut catatan Kompas.com, banjir serupa pernah terjadi di Lebong pada tahun 1995.

Baca juga: Banjir Bandang di Muratara, Satu Warga Dilaporkan Hanyut

Bupati Lebong, Kopli Ansori melalui Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfo-SP), Danial Paripurna menyebutkan, berdasarkan rekapitulasi data sementara, 6 kecamatan yang terdampak meliputi Kecamatan Topos, Lebong Selatan, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Amen, dan Uram Jaya.

"Banjir benar-benar menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan pemukiman masyarakat di 6 kecamatan tersebut. Ditambah tanah longsor membuat akses transportasi masih terbatas dan berbahaya di beberapa titik," ujar Danial Paripurna saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (18/5/2024).

Berdasarkan data Posko Induk Pemkab Lebong, setidaknya 2.712 jiwa terpaksa mengungsi di tempat-tempat yang disediakan pemerintah atau di rumah kerabat yang tidak terdampak banjir.

 

Baca juga: Banjir Rendam Ribuan Rumah Warga di Lebong Bengkulu

Hingga kini, setidaknya 195 rumah rusak sedang dan berat. Kerusakan infrastruktur terjadi di 35 titik seperti jembatan, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan desa, dan jalan usaha tani. Selanjutnya terdapat 22 lokasi sentra perekonomian masyarakat yang ikut hancur tersapu banjir.

Pemerintah Kabupaten Lebong menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir 17-30 April 2024.

"Ada 10 perintah Bupati Kopli yang sedang dikerjakan saat ini melalui Posko Utama yang memanfaatkan kantor camat setempat. Seluruh sumberdaya dikerahkan untuk atasi masa tanggap darurat," tambahnya.

Bantuan untuk kebutuhan dasar masih berdatangan dari semua elemen masyarakat dan luar daerah.

Untuk pasca-bencana, Pemda Lebong akan berkoordinasi dengan Pemprov Bengkulu dan pemerintah pusat.

Penyebab Banjir

Danial mengungkapkan, banjir disebabkan tingginya curah hujan di hulu Sungai Ketahun yang berada di gugusan bukit barisan, Kecamatan Topos.

Ketahun yang mengalir sepanjang 120 kilometer itu merupakan sungai terpanjang di Provinsi Bengkulu dan sejak lama dikenal sebagai pusat peradaban suku bangsa Rejang.

Ada beragam aktivitas di hulu sungai. Mulai dari perkebunan, pembuangan sampah sembarangan oleh masyarakat, hingga pengelolaan listrik tenaga air. Belum lagi terjadi penyempitan bantaran sungai akibat pemukiman penduduk dan lainnya. 

Kondisi ini semakin membebani daya dukung Sungai Ketahun. Akibatnya, saat hujan turun, air sungai meluber ke pemukiman warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com