BABEL, KOMPAS.com - Lahan seluas 20 hektar di Desa Namang, di Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung, dibiarkan terbengkalai begitu saja setelah kekayaannya yaitu timah dikuras habis.
Kepala Desa Namang, Zaiwan, mengatakan, tambang timah di desanya sudah lama ditinggalkan penambang karena kandungan timah yang tidak lagi menggiurkan.
Baca juga: PT Timah Buka-bukaan Alasan Rugi Rp 450 Miliar di 2023
"Terakhir 2017 ada perusahaan yang punya kuasa penambangan. Setelah itu tak ada lagi. TI (timah inkovensional/ilegal) pun tak ada karena timahnya sudah tak ada," kata Zaiwan kepada Kompas.com saat ditemui di kediamannya, Selasa (2/4/2024).
Baca juga: Kasus Korupsi Timah, Rumah Harvey Moeis di Jaksel Digeledah
Aktivitas penambangan ini menyisakan lahan bekas tambang.
Ibaratnya, habis manis sepah dibuang. Masyarakat harus bersusah payah menghijaukan kembali lahan tersebut. Sementara pengusaha tambang tak peduli dan pergi begitu saja.
Baca juga: Usut Aliran Dana Kasus Timah, Kejagung Akan Jerat Harvey Moeis dan Helena Lim Pasal TPPU
Dari 20 hektare lahan terbengkalai yang dijadikan tambang, baru 10 hektar lahan yang berhasil dihijaukan. Salah satunya dengan menanam pohon palawan.
Pohon ini bahkan kini menjadi sumber mata pencarian warga, di mana pohon dengan batang berwarna merah itu menghasilkan banyak bunga sebagai pakan lebah madu.
"Sudah menjadi ciri khas Desa Namang dengan hasil madu pelawan," ujar Zaiwan.
Selain itu, sebagian kawasan juga dijadikan sawah yang ditanami padi.
Sedangkan 10 hektare lahan sisanya, belum tersentuh. Lubang tambang yang ditinggalkan, berubah menjadi kolam air atau yang dikenal dengan istilah kolong.
Kolong menjadi sumber air masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Peristiwa di Desa Namang juga terjadi di sekitar kawasan Bandara Depati Amir, Pangkalpinang. Di sini tampak membentang lahan bekas tambang.
Upaya reklamasi dilakukan berulang kali di kawasan itu. Pohon-pohon ditanam, seperti pohon kayu putih dan pohon akasia.
Namun, reklamasi di kawasan bandara ibarat hidup segan, mati tak mau karena kurangnya pemeliharaan.
Selain itu, dmasih sering muncul aktivitas penambangan ilegal kecil-kecilan di kawasan dekat bandara