MAGELANG, KOMPAS.com – Sarung goyor buatan Kota Magelang, Jawa Tengah, menjadi buruan menjelang hari raya Idul Fitri.
Eksistensinya bertahan lebih dari tujuh dekade, di tengah marak jenama-jenama kain sarung mapan.
Sarung goyor merupakan salah satu varian dari kain sarung.
Goyor, dalam bahasa Jawa berarti lembek, merujuk pada bahan dasarnya, benang rayon yang lentur atau tidak kaku dan halus.
Kain sarung yang kebanyakan dibuat dengan menggunakan alat tenun bukan mesin itu banyak dijumpai di wilayah Jateng, seperti Surakarta, Sragen, Pemalang, dan Tegal.
Baca juga: BI Purwokerto Siapkan Rp 3,5 Triliun untuk Penukaran Uang Baru, Ini Cara Mendapatkannya
Kota Magelang ternyata turut menjadi tempat pembuatan kain sarung goyor. Jenamanya sudah kondang di kalangan kolektor, yaitu Botol Terbang.
Pemilik usaha Botol Terbang, Umar Saleh Al Katiri (60), mengatakan, permintaan kain sarung goyor selalu meningkat setiap Ramadhan.
Permintaan datang dari tiga agen yang berada di Kota Magelang dan Muntilan, Kabupaten Magelang. Umar hanya melayani ketiga agen ini.
Sekalipun permintaan bisa meningkat sampai 50 persen dibandingkan bulan biasa, Umar tidak menambah jumlah pengiriman kain sarung goyor.
Mengingat terbatasnya jumlah pekerja dan pengerjaan menggunakan alat tenun bukan mesin.
Baca juga: BI Tegal Siapkan Rp 4,6 Triliun untuk Ramadhan dan Lebaran, 74 Titik Penukaran Disiapkan
Penenun di tempat usaha itu berkisar 15 perempuan yang mayoritas lansia.
“Saya tidak mau ditarget. Ini kerja kerajinan. Kalau diburu-buru, bisa, tapi hasilnya jelek,” ujar Umar di perusahaannya di Kecamatan Magelang Utara, Jumat (22/3/2024).
Dia mampu memproduksi hingga 20 kodi kain sarung goyor per bulan.
Setiap agen lokal mampu menerima 2 sampai 3 kodi.