KOMPAS.com - EN, calon legislatif di Lampung membuat laporan ke Bawaslu Lampung karena telah menyerahkan uang ke oknum KPU Bandar Lampung hingga ke ketua panwascam agar mendapatkan suara.
Total uang yang dikeluarkan oleh EN sebesar Rp 760 juta dengan rincian Rp 530 juta untuk oknum KPU Bandar Lampung berinisial FT, 130 juta untuk Ketua PPK Kedaton serta masing-masing Rp 50 juta untuk Ketua Panwascam Kedaton dan Ketua Panwascam Way Halim.
EN adalah caleg dari PDI Perjuangan daerah pemilihan (Dapil) Kota Bandar Lampung 4 meliputi wilayah Kedaton, Labuhan Ratu dan Way Halim.
Hal tersebut berawal saat FT meminta uang Rp 530 juta kepada EN dan menjanjikannya lolos menjadi anggota DPRD.
Baca juga: Caleg Gagal di Bandar Lampung Mengaku Beri Rp 760 Juta ke Oknum KPUD hingga Panwascam
Lalu pada Oktober hingga November 2023, EN bertemu dan membuat kesepakatan dengan FT, oknum komisioner KPU Bandar Lampung.
Dalam kesepakatan itu, FT menjanjikan suara kepada EN sehingga bisa duduk di legislatif dan meminta uang muka puluhan juta rupiah.
Hal tersebut dijelaskan Eryan Efendi, liaison officer EN. Sebagai caleg yang pertama ikut konsistensi Pemilu, EN pun menerima tawaran FT.
Namun setelah Pemilu digelar, suara EN jauh dari yang dijanjikan FT dan EN gagal menjadi legislatif.
"Akhirnya kami tanyakan kepada FT dan pada saat itu beliau masih memberi harapan, dan kami selalu bernegosiasi hingga tadi malam, dan beliau mengatakan tidak sanggup," beber Eryan, Senin (26/2/2024).
"Tentu kami merasa dipermainkan," tegasnya.
Baca juga: Duka Petani di Lampung, Baru Tanam Bibit, Sawah Terendam Banjir
Tak hanya komisioner KPU Bandar Lampung, ada pihak PPK dan Panwascam di Dapil tempat EN maju sebagai caleg yang juga meminta uang.
Menurutnya, tidak ada kesepakatan tertulis antara EN dengan para penerima uang, tapi ada rekaman saat negosiasi dilakukan.
"Tidak ada kalau tertulis tapi buktinya jelas dan terekam, bukti lain ada CCTV dan bukti Chat WhatsApp," kata dia.
Uang tersebut diserahkan pada Januari 2024 di salah satu tempat wisata di Bandar Lampung.
Eryan menegaskan pihaknya tak pernah meminta kerjasama tersebut, namun pihaknya yang diiming-imingi suara agar menang.