Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Banjir dan Longsor Parah di Jambi, Hutan Semakin Kritis

Kompas.com - 05/01/2024, 05:42 WIB
Suwandi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

JAMBI,KOMPAS.com – Kondisi tutupan hutan yang terbuka dengan massif menjadi penyebab datangkan bencana hidrologi paling parah dalam sejarah di Jambi, yang terjadi dua pekan terakhir.

Pada tahun 1973 lalu, luas tutupan hutan Jambi mencapai 3,4 juta hektar. Namun setengah abad kemudian, pada 2023 hanya tersisa 922.891 hektar. Total kehilangan hutan di Jambi mencapai angka 73 persen.

Hutan-hutan di bagian hulu sungai sudah terbuka. Dibabat untuk penambangan emas ilegal maupun areal pertanian,” kata Rudi Syaf, Senior Advisor KKI Warsi saat refleksi 50 hutan Jambi, Kamis (4/1/2023).

Baca juga: Banjir Terjang Jambi, Ratusan KK Mengungsi

Pembukaan hutan untuk lahan pertanian holtikultura di Kerinci bahkan berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Selain itu penambangan emas ilegal di sempadan sungai dengan alat berat, memicu sedimentasi.

Sepanjang tahun 2023, dalam analisis yang dilakukan KKI Warsi, terjadi pembukaan hutan dan lahan terpantau seluas 160.105 hektar di berbagai fungsi kawasan. Terbesar berada di areal penggunaan lain (APL) dengan luas 51.904 hektar.

Selanjutnya, areal restorasi seluas 41.116 hektar, kemudian hutan tanaman industri (HTI) seluas 16.255 hektar. Tidak hanya itu, pembukaan hutan juga terjadi di kawasan Taman Nasional seluas 13.097 hektar, dan hutan lindung seluas 1.725 hektar.

Kerusakan hutan telah mengundang bencana banjir dan longsor yang berdampak pada 68.086 Jiwa. Rumah yang terendam sebanyak 21.578 unit, tersebar di 165 Desa, 28 Kecamatan di 4 Kabupaten kota yakni Kabupaten Kerinci, Bungo, Tebo dan Sungaipenuh. Bahkan banjir dan longsor telah menelan dua korban jiwa.

“Tutupan hutan yang menipis, pengerukan sumber daya alam yang tidak taat aturan dipadukan dengan perubahan iklim yang mendatangkan hujan besar menjadikan terjangan banjir dan longsor di sejumlah wilayah,” kata Adi Junedi Direktur KKI Warsi.

Meskipun bencana hidrologi telah terjadi karena kerusakan hutan, di belahan bumi Jambi yang lain justru tutupan hutan terbukti mampu tumbuh. Hutan yang dikelola masyarakat dan didampingi Warsi, penyumbang pertumbuhan hutan.

Menurut data pada tahun 2020 total luasan hutan 882.271 hektar meningkat pada tahun 2021 menjadi 895.567 hektar. Lalu pada tahun 2022 menjadi 912.947, tren positif ini masih belanjut hingga pada tahun 2023 menjadi 922.891.

Baca juga: Jembatan di Batu Ampar Kramatjati Terendam Banjir, Warga: Kali Belum Pernah Dikeruk

“Dengan melihat angka-angka ini, terbukti bahwa hutan yang dikelola masyarakat mampu untuk bertumbuh dengan baik. Untuk itu, dukungan pada program perhutanan sosial ini, menjadi bagian penting dalam pemulihan hutan,” katanya.

Meskipun ada laju penumbuhan hutan, upaya ini akan percuma jika masih banyak pembukaan lahan dan hutan. Karena itu, harus ditindak tegas untuk pihak-pihak yang melakukan tindakan ilegal yang berpotensi mengancam terjadinya bencana hidrologi.

Pengelolaan hutan yang dilakukan bersama masyarakat mampu memulihkan hutan yang mengalami degradasi. Ekologi yang lebih baik untuk menunjang hidup hari ini dan masa depan generasi berikutnya, masih mungkin untuk digapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com