KOMPAS.com - Polisi menetapkan Muhammad Amin (35) sebagai tersangka penyelundupan warga Rohingya.
Pada 10 Desember 2023, 137 warga Rohingya tiba di Aceh Besar dari kamp pengungsi Cox's Bazaar, Bangladesh.
Sosok Amin ini ternyata pernah menjadi pengungsi dan menempati kamp penampungan eks-kantor imigrasi di Lhokseumawe pada 2022.
Berita lainnya, korban jiwa erupsi Gunung Marapi bertambah menjadi 24, seiring meninggalnya Zhafirah Zahrim Febrina.
Sejak dievakuasi pada 4 Desember 2023, perempuan yang kerap disapa Ife ini menjalani perawatan selama 13 hari.
Setelah berjuang selama hampir dua pekan, Ife mengembuskan napas terakhir pada Minggu (17/12/2023) sore.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Rabu (20/12/2023).
Muhammad Amin (35) menjadi tersangka penyelundupan 137 warga Rohingya ke Aceh Besar pada 10 Desember 2023.
Tahun lalu, Amin ternyata pernah mengungsi di Aceh. Ia menempati kamp penampungan eks-kantor imigrasi di Lhokseumawe.
Namun, ia melarikan diri dari kamp pengungsi di Aceh, lalu pergi ke Dumai, dan melanjutkan perjalanan ke Malaysia. Amin lantas bekerja di negara tersebut.
Amin kemudian balik ke Cox's Bazaar. Ia merancang aksi membawa pengungsi ke Malaysia, Thailand, dan Indonesia untuk bekerja.
Akan tetapi, untuk pergi ke negara tujuan, pengungsi dipatok tarif 100.000 hingga 120.000 taka atau sebesar Rp 14 juta hingga Rp 16 juta.
"Seorang saksi berinisial MSA, yang kami periksa, mengaku membayar 100.000 Taka, atau Rp 14 juta, untuk pergi ke Indonesia, dan dijanjikan mendapat pekerjaan," ujar Kepala Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kombes Fahmi Irwan Ramli, Senin (18/12/2023).
Baca selengkapnya: Mantan Pengungsi di Aceh Selundupkan 137 Warga Rohingya ke Indonesia, Pelaku Sempat Kerja di Malaysia
Korban erupsi Marapi, Zhafirah Zahrim Febrina atau Ife, meninggal pada Minggu (17/12/2023) sore.
Selama 13 hari, Ife dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Sumatera Barat.
Bibi Ife, Rani Radelani, mengatakan, keponakan tertuanya itu adalah sosok yang kuat dan tegar. Sewaktu masih dirawat di RS, Ife bahkan sempat bercanda denganya.
"Dia masih sempat bercanda dan bergurau dengan saya, meskipun keadaan seluruh tubuhnya sudah dibungkus dengan kain kasa," ucapnya, Senin (18/12/2023).
"Bahkan, saat tensi Ife mencapai 64 dan sudah diberikan pertolongan dengan menggunakan alat kejut, dia masih sempat tersenyum ke saya," imbuhnya.
Baca selengkapnya: Pendakian Pertama dan Terakhir Ife, Sang Atlet Pencak Silat di Gunung Marapi