Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Direktur dan PPK Politeknik Ambon Jadi Tersangka Korupsi

Kompas.com - 01/12/2023, 18:53 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Andi Hartik

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Penyidik Kejaksaan Negeri Ambon, Maluku, menetapkan tiga orang tersangka dugaan korupsi penyalahgunaan anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk belanja barang dan jasa pada Politeknik Negeri Ambon Tahun 2022.

Mereka yang ditetapkan sebagai tersangka yakni FS selaku Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan Politeknik Negeri Ambon,  WEF selaku PPK belanja rutin dan CS selaku PPK pengadaan barang dan jasa pada Politeknik Negeri Ambon Tahun 2022.

Penetapan ketiga tersangka dilakukan setelah mereka menjalani pemeriksaan oleh penyidik di kantor Kejaksaan Negeri Ambon pada Kamis (30/11/2023) petang.

"Untuk progres penanganan perkara dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa di Politeknik Negeri Ambon yang ditangani penyidik Kejari Ambon telah ditetapkan tiga tersangka yakni FS, WEF dan CS," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Maluku Wahyudi Kareba kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (1/12/2023) sore.

Baca juga: Terjerat Korupsi Command Center, Kadis Infokom Kota Ambon Ditahan

Wahyudi menjelaskan, ketiga tersangka sebelumnya menjalani pemeriksaan sebagai saksi oleh penyidik Kejaksaan Negeri Ambon pada Kamis (30/11/2023).

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan bukti yang cukup keterlibatan ketiga tersangka dalam kasus tersebut.

"Sehingga penyidik langsung menetapkan mereka sebagai tersangka," ujarnya.

Baca juga: Jadi Tersangka Korupsi, Bendahara Setda Seram Timur Ditahan di Lapas Ambon

Wahyudi membeberkan dalam kasus tersebut tersangka WEF dengan sepengetahuan FS telah membuat kebijakan terhadap beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh lima penyedia atas paket pekerjaan.

"Seluruh paket pekerjaan atas nama dua penyedia diambil alih pelaksanaannya oleh Politeknik Negeri Ambon, dan tiga penyedia ada sebagian kegiatan yang juga diambil alih oleh Politeknik Negeri Ambon," ungkapnya.

Menurut Wahyudi, para tersangka mengambil alih sejumlah paket proyek dari pihak ketiga untuk dikerjakan sendiri oleh Politeknik dengan imbalan membayar fee sebesar 3 persen dari nilai kegiatan kepada para pihak ketiga.

"Jadi cara pengambilalihan paket-paket yang dikerjakan sendiri oleh Politeknik Ambon tersebut, dilakukan dengan mengatasnamakan penyedia dan diberikan imbalan fee sebesar 3 persen dari nilai kegiatan kepada masing-masing penyedia," ungkapnya.

Akibat perbuatan ketiga tersangka tersebut negara dirugikan sebesar Rp 1,8 miliar.

"Dapat kami sampaikan bahwa penyimpangan yang dilakukan ketiga tersangka telah merugikan keuangan negara senilai Rp 1,8 miliar," sebutnya.

Adapun setelah ditetapkan sebagai tersangka, FS, WEF dan CS dibawa ke Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II A Ambon untuk menjalani penahanan.

"Berdasarkan surat perintah penahanan kepala Kejaksaan Negeri Ambon, ketiga tersangka ditahan di Rutan Kelas IIA Ambon selama 20 hari ke depan," sebutnya.

Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com