KOMPAS.com - Berwisata ke Kota Solo tidak lengkap jika belum berbelanja batik di Pasar Klewer.
Pasar Klewer adalah pusat penjualan sandang, baik berupa bahan tekstil maupun produk tekstil berupa kain batik.
Biasanya wisatawan akan sengaja mampir ke Pasar Klewer untuk memborong berbagai jenis batik, baik untuk dikenakan sendiri, dijadikan buah tangan, atau dijual kembali.
Baca juga: Sejarah Pasar Gede Hardjonagoro, Pasar Tradisional Tertua di Kota Solo
Pasar Klewer terletak di Jalan DR Radjiman No 5A, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah.
Lokasi Pasar Klewer juga cukup strategis dan dekat dengan tempat wisata lain, seperti Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Masjid Agung Surakarta.
Baca juga: 6 Pasar Tradisional di Yogyakarta yang Jadi Surga Wisata Kuliner
Yang lebih menarik adalah sejarah Pasar Klewer yang ternyata dulu merupakan tempat bangsawan kerajaan memarkir keretanya saat menghadap raja.
Baca juga: Pasar Gede di Solo Dipersolek, Bakal Rampung November 2023
Sejarah Pasar Klewer dimulai dari saat pendudukan Jepang di Indonesia, di mana kondisi perekonomian penduduk pribumi sangat terpuruk.
Pada masa itu, masyarakat bekerja serabutan termasuk menjual bahan kain maupun kain jadi.
Di Kota Solo, lokasi para pedagang menawarkan barang dagangan tersebut salah satunya ada di wilayah Stabelan, persisnya di sebelah timur Pasar Legi Kecamatan Banjarsari.
Namun kemunculan isu adanya wabah pes di lokasi tersebut membuat pemerintah memindahkan pasar ke sebelah Masjid Agung atau sekitar alun-alun utara Keraton Kasunanan.
Lokasi pasar yang baru ini berdekatan dengan pasar yang sudah ada sebelumnya yakni Pasar Slompretan yang dimana banyak para berjualan burung.
Sebenarnya, wilayah ini bernama Pakretan yaitu tempat bangsawan kerajaan seperti bupati luar nagari memarkir keretanya saat menghadap Sinuhun Paku Buwana, raja pewaris kerajaan Mataram Islam.
Adapun julukan Slompretan berasal dari kata slompret yang merujuk terompet yang penanda kereta api berangkat pada zaman dahulu.
Namanya kemudian berubah menjadi Pasar Slompretan karena di tempat ini terjadi aktivitas perdagangan, meski sebenarnya belum ada bangunan fisik untuk menampung para pedagang.
Sebagian besar pedagang ini berjualan dengan cara hilir mudik untuk mendatangi calon pembeli.