Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Kepung Palembang, BPBD Sumsel Perpanjang Modifikasi Cuaca

Kompas.com - 31/10/2023, 12:28 WIB
Aji YK Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Menurunnya intensitas hujan selama tiga hari terakhir, membuat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan semakin meluas. Akibatnya, kabut asap karhutla pun kini kembali menyelimuti kota Palembang dengan pekat.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), konsentrasi partikulat atau PM2.5 berada di angka 186.90 Ugram/m3 pada pukul 07.00 WIB.

Kemudian, pada pukul 08.00 WIB, PM2.5 kembali melonjak di angkat 347.00Ugram/m3. Lalu pada pukul 09.00 WIB PM2.5 sudah melebihi angka 300 Ugra/m3 sehingga kualitas udara di Palembang menjadi hitam atau pada level berbahaya.

Untuk menghilangkan kabut asap ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berencana memperpanjang modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan.

Baca juga: Kota Palembang Kembali Diselimuti Kabut Asap, Udara Sudah di Level Berbahaya

Kepala BPBD Sumatera Selatan Iqbal Ali Syahbana mengatakan, saat ini Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) merupakan wilayah terluas yang terbakar dan hingga sekarang belum padam.

Sulitnya pemadaman karhutla di OKI lantaran kondisi kawasan yang merupakan gambut. Selain itu, petugas pemadam juga mengalami kendala dikarenakan air di kanal kini telah mengering.

“Hujan di OKI kemarin belum merata, sehingga gambut yang padam hanya sebagian kecil. Kami masih terus mengupayakan pemadaman,”kata Iqbal melalui sambungan telepon, Selasa (31/10/2023).

Iqbal menerangkan, di Kabupaten OKI, Kecamatan Jungkal adalah lokasi yang paling parah terbakar. Sebab, lokasi tersebut merupakan kawasan gambut yang luas serta memiliki kubah gambut. Sehingga, proses pemadaman yang paling efektif adalah hujan.

Untuk mempercepat terjadinya hujan, BPBD pun memperpanjang upaya Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) hingga 4 November 2023 mendatang.

“Selama ini hanya dilakukan penyemaian saja, namun sekarang kami menggunakan kapur tohor untuk mengikat asap. Kapur tohor ini disemaikan pada sortie pertama, kemudian sortie kedua baru disemaikan garam,” jelas Iqbal.

Asap karhutla tersebut terbawa angin hingga di ketinggian di atas 1.200 kaki. Hal itu memuat pertumbuhan awan penghujan menjadi terganggu. Sehingga, kapur tohor yang disemaikan akan menghalau asap sehingga pertumbuhan awan hujan akan cepat terbentuk.

“Dalam satu kali sortie ada 1.000 ton kapur tohor yang disemaikan ke awan, begitu juga dengan garam,” kata Iqbal.

Terpisah, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatera Ferdian Kristanto menambahkan, beberapa wilayah di Kabupaten OKI hari ini telah turun hujan.

Namun, lokasi yang terbakar seperti di kawasan Jungkal hingga sekarang belum terjadi hujan, sehingga kebakaran pun belum mereda.

Baca juga: Curah Hujan Menurun, Palembang Terancam Kembali Diselimuti Kabut Asap Karhutla

Ferdian menerangkan,untuk menghalau api terus meluas mereka melakukan penambahan pasukan yang berasal dari Kabupaten Muba dan Jambi.

“Selain itu Kapolda juga menugaskan 50 personel BKO di OKI hari ini bergabung juga, plus tambahan 30 orang dari Gakkum KLHK,” ungkap Ferdian.

Fokus pemadaman pun kini dilakukan di kawasan Jungkal yang merupakan areal gambut. Lokasi ini telah dua bulan terbakar dan hingga kini masih belum padam.

“Jungkal masih ada 60 orang Manggala Agni untuk melakukan pemadaman,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com