Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Kulit Jeruk Peras Jadi "Inhaler", Hasil Inovasi Mahasiswa Farmasi Unram

Kompas.com - 31/10/2023, 11:59 WIB
Aloysius Gonsaga AE

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Mahasiswa Farmasi Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat, melakukan inovasi yang berdampak positif bagi lingkungan.

Mereka memanfaatkan limbah kulit jeruk menjadi produk inhaler.

Melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), para mahasiswa Farmasi Unram ini mengolah sampah organik tersebut untuk menghasilkan inhaler yang sudah melalui uji klinis.

Ketua tim PKM, Ni Luh Ayu Sriwidyasari, mengatakan bahwa inovasi pembuatan produk inhaler tersebut didasarkan pada kepedulian terhadap lingkungan.

Mereka prihatin banyaknya limbah kulit jeruk di Mataram.

Baca juga: Usai Mahasiswa KKN Diusir Warga Kampung, Unram Minta Bijak Bermedia Sosial

"Kami melihat banyaknya limbah jeruk peras yang dihasilkan pedagang minuman kulit jeruk peras yang berada di sekitar Jalan Majapahit Kota Maratam," ujarnya di Mataram, Senin (30/10/2023), dikutip dari Antara.

"Jika tidak dilakukan pemanfaatan pada limbah kulit jeruk peras, limbah tersebut akan menjadi penumpukkan sampah organik."

Diakui Ni Luh Ayu, produk inhaler tersebut sangat praktis dan mudah dalam penggunaannya.

Orang bisa membawa produk tersebut ke mana saja dan inhaler tersebut berbahan BHT sebagai pengawet dan 100 persen minyak atsiri yang memperpanjang masa simpan.

"Produk ini berbahan BHT sebagai pengawet dn 100 persen murni minyak atsiri sehingga dapat mengurangi ketengikan dan memperpanjang masa simpan minyak," ungkapnya.

"BHT dipilih sebagai antioksidan tambahan karena tidak beracun serta mempunyai kelarutan yang baik dalam minyak atau lemak."

Baca juga: Duduk Perkara Mahasiswi Unram Diusir Warga di Lombok Utara karena Konten Medsos

Ni Luh Ayu pun memaparkan kelayakan produk tersebut. Dia menjelaskan bahwa mereka telah melakukan uji klinis pada 12 responden manusia.

Ternyata, lebih dari 50 persen setuju bahwa produk tersebut nyaman dan mudah digunakan.

Selain itu, para responden tak merasakan efek samping inhaler hasil karya mahasiswaa Farmasi Unram tersebut.

"Sebelum dipasarkan inhaler kami masih harus diujicobakan pada responden manusia dengan jumlah yang lebih banyak," ungkapnya.

Guna merealisasikan produk kegiataan PKM tersebut, mereka mendapatkan dana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) serta pihak perguruan tinggi.

Baca juga: Mahasiswa dan Dosen Unram Kembali Demo di Mapolda NTB Terkait Penanganan Dugaan Pelecehan 10 Mahasiswi

Ni Luh Ayu bersama empat anggota lainnya berharap, keberhasilan mewujudkan produk inovasi tersebut memberikan dampak signifikan untuk lingkungan. Sampah organik di Mataram bisa berkurang.

"Semoga dari sisi medis produk kami dapat menjadi langkah awal mengembangkan produk obat-obatan praktis digunakan dengan efek samping yang minimal. Kami berharap inovasi kami dapat meningkatkan nilai jual dari limbah kulit jeruk," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com