Salin Artikel

Limbah Kulit Jeruk Peras Jadi "Inhaler", Hasil Inovasi Mahasiswa Farmasi Unram

Mereka memanfaatkan limbah kulit jeruk menjadi produk inhaler.

Melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), para mahasiswa Farmasi Unram ini mengolah sampah organik tersebut untuk menghasilkan inhaler yang sudah melalui uji klinis.

Ketua tim PKM, Ni Luh Ayu Sriwidyasari, mengatakan bahwa inovasi pembuatan produk inhaler tersebut didasarkan pada kepedulian terhadap lingkungan.

Mereka prihatin banyaknya limbah kulit jeruk di Mataram.

"Kami melihat banyaknya limbah jeruk peras yang dihasilkan pedagang minuman kulit jeruk peras yang berada di sekitar Jalan Majapahit Kota Maratam," ujarnya di Mataram, Senin (30/10/2023), dikutip dari Antara.

"Jika tidak dilakukan pemanfaatan pada limbah kulit jeruk peras, limbah tersebut akan menjadi penumpukkan sampah organik."

Diakui Ni Luh Ayu, produk inhaler tersebut sangat praktis dan mudah dalam penggunaannya.

Orang bisa membawa produk tersebut ke mana saja dan inhaler tersebut berbahan BHT sebagai pengawet dan 100 persen minyak atsiri yang memperpanjang masa simpan.

"Produk ini berbahan BHT sebagai pengawet dn 100 persen murni minyak atsiri sehingga dapat mengurangi ketengikan dan memperpanjang masa simpan minyak," ungkapnya.

"BHT dipilih sebagai antioksidan tambahan karena tidak beracun serta mempunyai kelarutan yang baik dalam minyak atau lemak."

Ni Luh Ayu pun memaparkan kelayakan produk tersebut. Dia menjelaskan bahwa mereka telah melakukan uji klinis pada 12 responden manusia.

Ternyata, lebih dari 50 persen setuju bahwa produk tersebut nyaman dan mudah digunakan.

Selain itu, para responden tak merasakan efek samping inhaler hasil karya mahasiswaa Farmasi Unram tersebut.

"Sebelum dipasarkan inhaler kami masih harus diujicobakan pada responden manusia dengan jumlah yang lebih banyak," ungkapnya.

Guna merealisasikan produk kegiataan PKM tersebut, mereka mendapatkan dana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) serta pihak perguruan tinggi.

Ni Luh Ayu bersama empat anggota lainnya berharap, keberhasilan mewujudkan produk inovasi tersebut memberikan dampak signifikan untuk lingkungan. Sampah organik di Mataram bisa berkurang.

"Semoga dari sisi medis produk kami dapat menjadi langkah awal mengembangkan produk obat-obatan praktis digunakan dengan efek samping yang minimal. Kami berharap inovasi kami dapat meningkatkan nilai jual dari limbah kulit jeruk," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/31/115950878/limbah-kulit-jeruk-peras-jadi-inhaler-hasil-inovasi-mahasiswa-farmasi-unram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke