Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Perjuangan Nakes di Wilayah Perbatasan: Kini Ibu Hamil Mau Melahirkan di Puskesmas

Kompas.com - 19/08/2023, 22:41 WIB
Tria Sutrisna,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

DENGAN gerak cepat, Berta (31 tahun), bergegas menuju ambulans di depan Puskesmas Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.

Tenaga kesehatan (nakes) itu hendak menemani Bidan Mariani menuju ke salah satu kampung di Distrik Ninati, setelah mendapat informasi ada ibu hamil yang hendak melahirkan.

Sesudah perlengkapan siap, Berta bersama sang bidan dan sopir langsung berangkat. Mereka menerabas jalan belum teraspal yang di sisi kiri dan kanannya adalah hutan.

Baca juga: Tak Semudah Itu, Perjalanan Menuju Perbatasan Indonesia-Papua Nugini…

Tak ada lampu penerangan jalan di sepanjang jalur. Pencahayaan hanya mengandalkan lampu mobil dan rumah-rumah warga yang telah teraliri listrik.

Sesampainya di lokasi tujuan, beberapa keluarga pasien justru menolak dibantu persaliannya oleh petugas Puskesmas, dengan berbagai alasan.

Baca juga: Bergoyang-goyang di Udara Menuju Boven Digoel, Tempat Hatta Pernah Dibuang...

Pengalaman seperti itulah yang pernah dialami Berta ketika bertugas di Puskesmas Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan sejak 2019.

"Dulu di sini masyarakat kurang mengerti. Apalagi kalau ibu melahirkan ya. Enggak mau ditolong sama tenaga kesehatan. Mereka (malah) marah, kami dibentak," tutur Berta saat ditemui di PLBN Yetetkun, Distrik Ninati, Kamis (17/8/2023).

Baca juga: Gugup tapi Harus Tenang, Cerita Nakes Puskesmas Jadi Paskibra HUT ke-78 RI di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini...

Padahal, lanjut Berta, pasien yang ia temui saat itu harus mendapat penanganan khusus oleh tenaga medis. Setelah bernegosiasi dan diberikan pemahaman, ibu hamil tersebut akhirnya bersedia ditangani oleh nakes.

Adat istiadat yang kuat membuat sejumlah warga memilih untuk tidak berobat ke Puskesmas, apalagi memanfaatkan jaminan kesehatan gratis dari pemerintah.

"Kalau di sini bisa dibilang adat istiadat lebih kuat. Ikut budaya di kampung. Jadi, kami juga harus menyesuaikan. Tapi, pelan-pelan kami sosialisasi biar ke depannya ada perubahan di masyarakat," tutur Berta.

Baca juga: Dari Sebatik, Kepala Desa Sei Pancang: Dokter Spesialis Hanya Ada Sebulan Sekali

Dari kejadian itu, Berta bersama para nakes dan pegawai Puskesmas terus berusaha melakukan sosialisasi soal pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Itu termasuk mendorong masyarakat agar mengurus jaminan kesehatan yang disediakan pemerintah, yakni BPJS Kesehatan agar semakin mudah terlayani.

"Setiap kali puskesmas keliling, pasti kami kasih sosialisasi. Kami kasih paham kalau ada ibu hamil diharapkan harus melapor ke tenaga kesehatan agar bisa dibantu, termasuk soal BPJS yang belum urus," kata Berta.

Tahun demi tahun berlalu. Sosialisasi akan pentingnya memanfaatkan pelayanan di Puskesmas dan jaminan kesehatan nasional mulai membuahkan hasil.

Baca juga: Sisi Lain Prajurit Penjaga Perbatasan Indonesia-Malaysia: Jadi Petani, Guru, dan Nakes Sekaligus

Masyarakat di kampung-kampung Distrik Ninati semakin banyak yang datang ke puskesmas. Sebagian di antaranya bahkan sudah membekali diri dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) saat berobat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Regional
Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Regional
Kenang Brigadir RAT, Keluarga di Manado Gantung Seragam Polisi Milik Almarhum di Teras Rumah

Kenang Brigadir RAT, Keluarga di Manado Gantung Seragam Polisi Milik Almarhum di Teras Rumah

Regional
Mengenal Ritual Adat Murok Jerami di Bangka Tengah

Mengenal Ritual Adat Murok Jerami di Bangka Tengah

Regional
Tertipu Dukun Pengganda Uang, Petani di OKU Timur Merugi Rp 48 Juta

Tertipu Dukun Pengganda Uang, Petani di OKU Timur Merugi Rp 48 Juta

Regional
Mantan Gubernur, Bupati, dan Mantan Dubes RI untuk Turki Daftar Bacagub NTB ke Kantor PKB

Mantan Gubernur, Bupati, dan Mantan Dubes RI untuk Turki Daftar Bacagub NTB ke Kantor PKB

Regional
Teka-teki Dugaan Bunuh Diri Brigadir RAT

Teka-teki Dugaan Bunuh Diri Brigadir RAT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com