Salin Artikel

Buah Perjuangan Nakes di Wilayah Perbatasan: Kini Ibu Hamil Mau Melahirkan di Puskesmas

DENGAN gerak cepat, Berta (31 tahun), bergegas menuju ambulans di depan Puskesmas Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.

Tenaga kesehatan (nakes) itu hendak menemani Bidan Mariani menuju ke salah satu kampung di Distrik Ninati, setelah mendapat informasi ada ibu hamil yang hendak melahirkan.

Sesudah perlengkapan siap, Berta bersama sang bidan dan sopir langsung berangkat. Mereka menerabas jalan belum teraspal yang di sisi kiri dan kanannya adalah hutan.

Tak ada lampu penerangan jalan di sepanjang jalur. Pencahayaan hanya mengandalkan lampu mobil dan rumah-rumah warga yang telah teraliri listrik.

Sesampainya di lokasi tujuan, beberapa keluarga pasien justru menolak dibantu persaliannya oleh petugas Puskesmas, dengan berbagai alasan.

Pengalaman seperti itulah yang pernah dialami Berta ketika bertugas di Puskesmas Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan sejak 2019.

"Dulu di sini masyarakat kurang mengerti. Apalagi kalau ibu melahirkan ya. Enggak mau ditolong sama tenaga kesehatan. Mereka (malah) marah, kami dibentak," tutur Berta saat ditemui di PLBN Yetetkun, Distrik Ninati, Kamis (17/8/2023).

Padahal, lanjut Berta, pasien yang ia temui saat itu harus mendapat penanganan khusus oleh tenaga medis. Setelah bernegosiasi dan diberikan pemahaman, ibu hamil tersebut akhirnya bersedia ditangani oleh nakes.

Adat istiadat yang kuat membuat sejumlah warga memilih untuk tidak berobat ke Puskesmas, apalagi memanfaatkan jaminan kesehatan gratis dari pemerintah.

"Kalau di sini bisa dibilang adat istiadat lebih kuat. Ikut budaya di kampung. Jadi, kami juga harus menyesuaikan. Tapi, pelan-pelan kami sosialisasi biar ke depannya ada perubahan di masyarakat," tutur Berta.

Dari kejadian itu, Berta bersama para nakes dan pegawai Puskesmas terus berusaha melakukan sosialisasi soal pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Itu termasuk mendorong masyarakat agar mengurus jaminan kesehatan yang disediakan pemerintah, yakni BPJS Kesehatan agar semakin mudah terlayani.

"Setiap kali puskesmas keliling, pasti kami kasih sosialisasi. Kami kasih paham kalau ada ibu hamil diharapkan harus melapor ke tenaga kesehatan agar bisa dibantu, termasuk soal BPJS yang belum urus," kata Berta.

Tahun demi tahun berlalu. Sosialisasi akan pentingnya memanfaatkan pelayanan di Puskesmas dan jaminan kesehatan nasional mulai membuahkan hasil.

Masyarakat di kampung-kampung Distrik Ninati semakin banyak yang datang ke puskesmas. Sebagian di antaranya bahkan sudah membekali diri dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) saat berobat.

"Termasuk ibu hamil, mereka mulai paham kalau melahirkan di posyankes atau di Puskesmas ditanggung (biayanya). Dari tahun kemarin (2022) sampai saat ini, puji Tuhan, semua (ibu hamil) memilih (melahirkan) di puskesmas," ungkap Berta.

"Bahkan kadang kalau di sini tidak hanya masyarakat di sini saja ya, tapi kadang dari sebelah tetangga distrik. Mereka sekalian datang pelayanan kalau lagi jalan-jalan," sambung Berta.

Siska (33), nakes yang juga bertugas di bagian tata usaha Puskesmas Ninati mengatakan, fasilitas dan pelayanan di Puskesmas Ninati saat ini sudah semakin lengkap.

Kondisi ini membuat masyarakat semakin tidak ragu untuk datang ke puskesmas ketika membutuhkan pelayanan atau pengobatan.

"Karena kami di puskesmas sudah ada tenaga perawat, tenaga bidan. Masing-masing profesi sudah ada. Selain itu juga ada ahli gizi, analis, ada perawat giginya," ungkap Siska.

Di samping itu, sudah cukup banyak warga di Distrik Ninati yang kini terlayani jaminan kesehatan. Hal ini membuat masyarakat tak perlu khawatir soal biaya pengobatan.

Meski begitu, Siska memastikan bahwa setiap masyarakat yang datang ke Puskesmas Ninati dan membutuhkan pengobatan akan tetap dilayani, sekalipun belum  memiliki BPJS. 

Distrik Ninati merupakan perkampungan terdekat dengan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun, Boven Digoel, Papua Selatan. Jarak distrik ini dengan PLBN Yetetkun sekitar dua kilometer.

Kompas.com bertandang ke PLBN Yetetkun dan kawasan di sekitarnya dalam rangka liputan khusus Merah Putih di Perbatasan, bagian dari perayaan dan peringatan hari kemerdekaan dari tepi batas Tanah Air, berkolaborasi dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

https://regional.kompas.com/read/2023/08/19/224109678/buah-perjuangan-nakes-di-wilayah-perbatasan-kini-ibu-hamil-mau-melahirkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke