Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Semudah Itu, Perjalanan Menuju Perbatasan Indonesia-Papua Nugini…

Kompas.com - 18/08/2023, 05:52 WIB
Tria Sutrisna,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

PERJALANAN menuju desa terpencil di pedalaman hutan, terkhusus di kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga, tidaklah mudah.

Begitulah yang Tria Sutrisna—jurnalis Kompas.com—rasakan saat menuju ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun, Boven Digoel, Papua Selatan.

PLBN Yetetkun merupakan salah satu batas negara antara Indonesia dan Papua Nugini, selain PLBN Skow di Jayapura dan PLBN Sota di Merauke

Di gerbang masuk Kabupaten Boven Digoel, tepatnya di Distrik Tanah Merah, kesulitan belum terlalu terasa. Di area ini, sinyal telekomunikasi juga masih terbilang aman lantaran dekat dengan kantor bupati.

Pertokoan dan pasar yang menjual sandang dan pangan relatif mudah dijangkau pula di Tanah Merah. Jalan di kawasan ini terbilang mulus.

Namun, kondisi berbeda langsung terasa ketika tim Kompas.com bergeser dari pusat Distrik Tanah Merah, untuk menuju ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun pada Rabu (16/8/2023) malam.

Sekitar pukul 21.00 WIB, mobil pikap kabin ganda atau double cabin yang mengangkut kami bertolak dari Tanah Merah menuju PLBN Yetetkun. Perjalanan kami ini sempat tertunda karena ada demonstrasi warga.

Baca juga: Tertunda Menikmati PLBN Yetetkun Boven Digoel karena Akses Diblokade Warga

Perjalanan dari Distrik Tanah Merah hingga PLBN Yetetkun di Distrik Ninati disebut akan memakan waktu hampir empat jam lewat jalur darat, meski kedua kawasan itu masih sama-sama di Kabupaten Boven Digoel.

Sudah begitu, baru beberapa menit berjalan, sinyal telekomunikasi dan lampu penerangan jalan pun sudah tiada. Padahal, aliran listrik tersambung di sepanjang jalur menuju pos perbatasan negara.

Minim penerangan jalan menuju PLBN Yetetkun, Boven Digoel yang menjadi pos perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini pada Rabu (16/8/2023).KOMPAS.com/TRIA SUTRISNA Minim penerangan jalan menuju PLBN Yetetkun, Boven Digoel yang menjadi pos perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini pada Rabu (16/8/2023).

Alhasil, pencahayaan hanya mengandalkan lampu dari kendaraan dan pemukiman warga yang tersebar di beberapa titik. Selebihnya, sisi kiri dan kanan jalan hanyalah hutan belantara nan gelap gulita.

Kesulitan karena beberapa hal tersebut belum berakhir. Ternyata, jalan menuju PLBN Yetetkun belum 100 persen teraspal.

Masih terdapat beberapa lokasi jalan yang baru diratakan kemudian dicor dengan campuran batu-batu dan semen. Sebagian jalan yang sudah diaspal pun berlubang di beberapa tempat.

Kondisi ini membuat perjalanan tak bisa ditempuh dengan cepat. Ditambah lagi, debu berterbangan, semakin memperpendek jarak pandang.

Baca juga: Nakes Jadi Paskibra, Kisah Upacara HUT Ke-78 RI di Boven Digoel

Medan jalan yang seperti ini juga menjadi alasan masyarakat di Boven Digoel mayoritas menggunakan kendaraan 4WD.

Meski begitu, medan jalan saat ini dianggap jauh lebih bagus oleh Alfred (35), sopir yang membawa kami ke PLBN Yetetkun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com