Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini Warga NTT Tak Lagi Turun Gunung untuk Cari Air Bersih

Kompas.com - 07/08/2023, 15:52 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Suara kokok ayam yang saling bersahutan dari samping kiri rumahnya membangunkan Ruslim Kela Beko (39) dari tidurnya, pukul 4.30 Wita.

Udara dingin pagi yang masih menusuk tulang tak membendung semangat ibu rumah tangga asal Desa Patiala Dete, Kecamatan Laboya Barat, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu untuk bergerak mengatur dan membersihkan rumah yang ditempatinya bersama sang suami, Daud Kedu Tada (42) dan empat anaknya.

Langkah gontai namun terarah tanda kesadaran belum terkumpul sepenuhnya, Ruslim bergegas masuk ke dapur yang berada di bagian belakang rumah untuk memasak air, nasi serta sayur untuk sarapan pagi buat keluarga.

Urusan dapur dibereskan dengan sekelebat. Pun semua ruangan kamar dibersihkan satu persatu hingga tuntas, menggunakan sapu lidi yang telah menghitam di bagian tengah hingga ujung.

Baca juga: 8.900 KK di Kabupaten Bogor Alami Krisis Air Bersih karena Kekeringan

Subuh pun berlalu menjemput pagi. Di sisi timur, mulai muncul bias cahaya surya. Dengan cekatan, Ruslim bergerak ke arah dapur dan memeriksa dua ember kumbang warna hijau tua berukuran 80 liter, tempat menampung air bersih yang digunakan untuk minum dan memasak.

Air di dalam ember besar itu nyaris ludes. Hanya tersisa untuk sekali memasak. Dia lalu membangunkan empat orang putranya untuk membantu menimba air. Anak-anaknya harus bersiap sejak awal agar tidak terlambat masuk sekolah.

Baca juga: Di Balik Kasus Guru di NTT Celupkan Tangan Siswa ke Air Panas hingga Melepuh

Namun, tidak mudah untuk mendapatkan air bersih. Kehidupan ekonomi keluarganya yang pas-pasan, membuat mereka tak bisa membangun sumur di dekat rumah.

Ruslim dan anak-anaknya harus berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju sumber mata air di desa mereka. Kondisi itu juga sama seperti tetangga mereka lainnya. Sebagian besar hidup mereka di bawah garis kemiskinan.

Mengenakan kaus oblong berwarna merah marun dan celana pendek warna abu-abu muda tanpa alas kaki, Ruslim dan empat anaknya yang juga tak memakai sandal, bergerak menuju sumber mata air.

Ruslim membawa dua jeriken putih berukuran lima liter dan satu ember plastik hitam berukuran 26 liter dan kain kecil yang digulung membentuk lingkaran.

Halaman:


Terkini Lainnya

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com