SIKKA, KOMPAS.com - Stok vaksin hewan penular rabies (HPR) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) kosong selama dua bulan terakhir. Akibatnya puluhan ribu anjing di wilayah itu belum bisa divaksinasi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan mengatakan, telah meminta pihak penyedia untuk mempercepat pengiriman vaksin ke wilayah Sikka..
"Saya sudah minta penyedia untuk mempercepat pengiriman. Informasinya vaksin HPR sudah sampai di Kupang," ujar Satriawan saat dihubungi, Sabtu (29/7/2023).
Baca juga: Warga Sikka Diimbau Tak Makan Daging Anjing yang Dicurigai Rabies
Satriawan menuturkan, sudah dua bulan terakhir vaksinasi dihentikan sementara lantaran ketiadaan stok vaksin. Akibatnya capaian vaksinasi HPR di Sikka masih rendah.
Ia menyebut dari total populasi HPR yang mencapai 55.000 ekor, baru 2.760 ekor HPR yang disuntik vaksin.
Kendati demikian pemerintah telah melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran virus rabies melalui sosialisasi mulai dari tingkat kabupaten hingga desa.
Satriawan menambahkan sembari menunggu vaksin tiba, pihaknya melokalisir wilayah yang memiliki kasus gigitan anjing.
"Untuk sementara kita lokalisir dulu nanti kalau vaksinnya sudah ada maka akan dilanjutkan proses vaksinasi khusus di wilayah yang memiliki kasus gigitan," pungkasnya.
Baca juga: 131 Desa Adat di Buleleng Bentuk Aturan Tata Cara Pelihara Anjing untuk Cegah Rabies
Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata Asep Purnama meminta, agar pemerintah mempercepat pelaksanaan vaksinasi minimal 70 persen dari populasi.
Apalagi selama beberapa bulan terakhir jumlah kasus gigitan anjing menunjukkan tren yang meningkat hingga mengakibatkan korban jiwa.