KOMPAS.com - Kisah unik datang dari sebuah makam kecil yang masih kokoh berdiri di trotoar yang ada di tepi jalan Ir. Soekarno, yaitu Makam Nyai Tembong.
Makam Nyai Tembongini dapat dikenali dari tulisan aksara jawa pada batu nisan tersebut, yang dibaca Klangenan Dalem Nyai Tembong.
Baca juga: Kisah Makam Tumenggung Endranata yang Diinjak-injak Peziarah di Pajimatan Imogiri
Ternyata Nyai Tembong bukanlah seorang manusia, melainkan seekor kucing yang disayangi oleh Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X yang memerintah tahun 1893 sampai 1939..
Lokasi Makam Nyai Tembong ini masuk ke dalam wilayah Dusun Tanjunganom, Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca juga: Cerita Rakyat Ki Ageng Mangir dan Alasan Separuh Makamnya Berada Di Luar Tembok
Dilansir dari TribunSolo.com, KRMT. L. Nuky Mahendranata Nagoro yang merupakan keturunan IV atau Canggah Dalem Pakubuwono X mengungkap wujud kucing yang bernama Nyai Tembong ini.
"Wujud kucingnya berwarna hitam, dan matanya juga hitam," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (31/10/2021).
Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan
Kucing raja Kasunanan Surakarta ini berjenis Candramawa, dengan ciri-ciri kucing berwarna hitam.
Dikutip dari laman intisari.grid.id, konon Nyai Tembong dapat membuat hewan yang dilihatnya menjadi lemas.
Kehadiran Nyai Tembong juga dapat membuat lahan dan kandang bersih dari hama yang mengganggu.
Sementara terkait keberadaan makam tersebut, tidak ada catatan pasti kapan Nyai Tembong meninggal dan dibuatkan makamnya.
Selain karena pada nisannya tidak tertulis tahun kematian, tidak ditemukan pula dokumen resmi yang menyebutkan kematian atau pembangunan makamnya.
KRMT. L. Nuky Mahendranata Nagoro juga mengungkap bagaimana makam kucing raja itu bisa ada di lokasi tersebut.
Konon, kawasan tersebut dulunya dijadikan areal pemakaman untuk hewan peliharaan Raja Kasunanan Surakarta.
Diperkirakan, makam itu sudah ada antara tahun 1893 hingga 1939, saat masa kepemimpinan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta.
Dulunya, kawasan tersebut dijadikan areal makam hewan peliharaan raja, terutama untuk memakamkan gajah, kerbau, dan kuda.