Bahkan, saat dilakukan proyek pelebaran jalan Ir. Soekarno yang membuat sejumlah makam dan rumah warga dipindahkan, namun tidak dengan makam kecil ini.
"Setelah ada pelebaran jalan ini, sejumlah kampung dan makam dipindahkan. Tapi hanya makam ini (Nyai Tembong) yang tidak dipindahkan," jelasnya.
Sementara menurut Kasi Kesra Desa Kwarasan sekaligus tokoh masyarakat setempat, Prasetyo mengatakan bahwa saat pembangunan, makam tersebut diistimewakan oleh warga setempat.
"Dari tokoh-tokoh masyarakat di Tanjunganom, makam itu tidak boleh dipindahkan, karena itu dikeramatkan," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (1/11/2021).
Dulu, di makam Nyai Tembong warga sering memberikan bunga tabur.
"Kalau untuk tempat berdoa, meminta sesuatu itu tidak. Hanya dulu diberikan bunga tabur, karena di keramatkan," ujarnya.
Adanya makam kucing peliharaan Pakubuwono X ini menjadikan desa Kwarasan miliki situs sejarah yang unik.
Lebih lanjut, Nuky mengharap masyarakat bisa arif dan bijak, untuk melihat ini sebagai kearifan lokal
"Ini suatu budaya, yang tidak bisa melupakan atau menghilangkan masa lalu kita. Maka, mari pelihara peninggalan ini untuk anak cucu kita," ujarnya.
Sumber:
tribunnews.com, solo.tribunnews.com, solo.tribunnews.com, dan intisari.grid.id