Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabies Kembali Ancam Warga Sikka, Pemda Minta 1.000 Dosis Vaksin HPR ke Provinsi

Kompas.com - 26/04/2023, 11:35 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Krisiandi

Tim Redaksi

SIKKA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajukan permohonan bantuan 1.000 dosis vaksin hewan penular rabies (HPR) ke Pemerintah Provinsi NTT.

Kepala Dinas Pertanian Sikka Yohanes Emil Satriawan mengatakan, permohonan ini menyusul adanya kasus gigitan anjing selama 2023 yang mencapai 12 kasus.

"Sampai April 2023 kasus gigitan ada 12 kasus. Dari hasil pemeriksaan laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar terhadap sampel otak anjing yang dikirim, enam diantaranya positif rabies," ujar Yohanes saat dihubungi, Rabu (25/4/2023).

Yohanes menyebut, kasus gigitan anjing menyebar di sejumlah kecamatan, seperti Alok Timur, Lela, Kangae, dan Mego. Para korban telah disuntik vaksin anti rabies (var) khusus manusia.

Baca juga: Anjing yang Gigit 3 Bocah di Dompu Positif Rabies

Ia mengatakan, Pemkab telah melakukan berbagai upaya pencegahan melalui komunikasi, informasi, edukasi kepada masyarakat.

Hanya kesulitannya, kata dia, adalah mengidentifikasi anjing yang berasal dari luar daerah. Apalagi berkaca dari banyak kasus, dominan yang positif rabies belum divaksinasi. 

"Kalau dari 2018 kasus positif rabies ini capal 112 kasus, ini yang sangat kita sayangkan. Tetapi kita sudah ajukan vaksin ke provinsi semoga dalam waktu dekat bisa dikirim," pungkasnya.

Baca juga: Tiga Bocah di Dompu Digigit Anjing Liar Diduga Rabies

Sementara itu Sekretaris Komite Anti Rabies Flores Lembata Asep Purnama mengatakan, tingginya anjing yang tertular rabies di Kabupaten Sikka perlu segera mendapatkan solusi.

Jika tidak, korban meninggal akibat rabies yang saat ini menimpa anjing, pada gilirannya akan menimpa manusia.

Yang harus dilakukan, lanjut Asep, segera tingkatkan cakupan vaksinasi anjing (HPR), minimal di atas 70 persen.

Sayangnya, kata terang Asep, sejak pandemi Covid-19, cakupan imunisasi rabies untuk anjing di Flores Lembata sangat rendah. Sebab ketersediaan vaksin rabies terbatas.

Baca juga: Anjing Terpapar Rabies di Dompu Akan Dimusnahkan

Asep mengimbau, apabila digigit anjing segera dicuci dengan sabun dan air mengalir.

Selanjutnya datang ke pelayanan kesehatan, puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dan vaksin anti rabies.

"Sejak 1997 sudah lebih dari 300 saudara kita, warga Flores Lembata yang meninggal karena rabies. Dan sampai sekarang belum terbebas cari ancaman kematian sia-sia akibat virus rabies. Perlu berapa korban nyawa lagi agar kita menjadi lebih peduli," katanya.

Asep berharap, semua pihak selalu waspada dan bersama sama berjuang mengusir virus rabies

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com