Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Anak Jalanan Semarang Memperoleh Pendidikan di Bangunan Bekas Pasar dan Tanpa Seragam

Kompas.com - 07/11/2022, 14:01 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pendidikan tanpa kelas dan seragam. Itulah yang tergambar di di area Relokasi Pasar Johar Semarang sekitar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Sejak pagi, terlihat belasan anak-anak berjejer di sebuah bangunan bekas area relokasi Pasar Johar.

Dengan beralas tikar lipat mereka duduk dan bermain di area yang terdapat spanduk tergantung bertuliskan "Pos Paud Generasi Emas".

Baca juga: Kurang Diperhatikan Orangtua, Anak Jalanan di Kota Semarang Didampingi Relawan Anantaka Belajar

Meski tanpa ruang kelas dan alat untuk melakukan pembelajaran yang memadai, anak-anak itu terlihat antusias.

Para murid mendengarkan arahan dari seorang pengajar yang ada di depan mereka. Pengajar juga tak perlu mewajibkan siswa seragam untuk mengenal muridnya.

Nama pendidikan itu diberi nama Pos Paud Generasi Emas. Pendidikan itu diberikan kepada murid-murid kurang mampu secara gratis di Kota Semarang.

Pengelola Pos Paud Generasi Emas, Tri Lestari mengatakan, Generasi Emas sudah berjalan dua tahun di area relokasi Pasar Johar.

"Para siswa berumur 3-5 tahun. Sebagian ada yang ditemani orangtua mereka dan sebagian yang lain terlihat sendirian," jelasnya saat ditemui di lokasi, Senin (7/11/2022).

Dia menjelaskan, awalnya Tri dan teman-temannya sengaja membuka ruang pembelajaran di relokasi Pasar Johar untuk anak jalanan.

Baca juga: Komunitas Satoe Atap, Pengabdian Anak Muda di Semarang untuk Pendidikan Anak Jalanan

"Namun seiring berjalannya waktu banyak anak-anak dari keluarga kurang mampu yang ikut," katanya menceritakan.

Hal yang paling sulit adalah mencari waktu senggang para siswa. Tak jarang dari mereka yang harus membantu keluarga untuk bekerja sebelum mengikuti pembelajaran.

"Jadi banyak juga yang harus bantu keluarga. Mayoritas orangtua mereka itu pengamen dan pencari rosok, ada juga yang buruh lepas seperti cuci piring dan kuli panggul," ungkapnya.

Marchia Putri Eka Ayunita, salah satu pengajar menambahkan, ada salah seorang anak yang setiap pagi harus membantu orangtuanya mencari barang bekas.

"Ada anak setiap pagi jam lima haris bangun mencari rosok di tempat sampah," imbuhnya.

Baca juga: Menggagas Sekolah Dasar Komunitas bagi Anak Jalanan

Muridnya yang bernama Nada Geofisika itu pernah berangkat sekolah dengan keadaan kaki hitam karena bekas mencari barang bekas.

"Dulu waktu masuk belajar, nada pernah kakinya hitam terkena arang," ujarnya.

Tak jarang dari mereka yang mengantuk ketika mengikuti pembelajaran karena sudah kelelahan ketika membantu orangtua mereka.

"Sehingga sering dari mereka yang ketika belajar merasa ngantuk," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dipergoki TNI Menyelundupkan Karung Berisi Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

Dipergoki TNI Menyelundupkan Karung Berisi Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

Regional
Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Regional
Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Regional
Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Regional
'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com