Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paguyuban Sedap Malam Menghapus Stigma Negatif Transpuan

Kompas.com - 19/08/2022, 05:30 WIB
Khairina

Penulis

 


SRAGEN, KOMPAS.com-Alun-alun Sragen, Jawa Tengah, Minggu (3/7/2022) pagi itu penuh sesak pengunjung. Pedagang tumpah ruah, berjualan apa saja, mulai dari makanan hingga pakaian. Ratusan orang datang, ada yang bersepeda, senam, atau sekadar jalan-jalan bersama keluarga.

Di tengah riuh, suara gamelan terdengar kencang disusul gerakan rancak puluhan penari membawakan tari “Kala Purba”. Tua muda, anak-anak, remaja, pria, wanita, bahkan transpuan ikut serta.

Tarian serempak alias flashmob itu pun menarik perhatian pengunjung. Apalagi, ada penari transpuan yang tampil dengan warna baju berbeda. Gerakan mereka pun lincah, gagah, namun juga sangat kemayu.

“Padahal latihannya cuma satu kali lho, sama anak-anak sanggar itu,” kata Dwi Setyo Utomo alias Dwi Nawangwulan, salah seorang transpuan yang tampil menari.

Baca juga: Belajar Kecakapan Hidup dan Toleransi di Ponpes Nurul Huda Sragen

Untuk flashmob kali ini, Dwi tampil sederhana, hanya dengan t shirt ungu dan celana panjang. Padahal, biasanya kalau pentas, Dwi tampil full make up.

“Kali ini enggak make up, besok saya pentas ketoprak, didandani seperti biasanya,” ujarnya.

Dwi adalah anggota Paguyuban Sedap Malam. Paguyuban kesenian dari Sukorejo, Desa Kroyo, Kecamatan Karangmalang, Sragen ini beranggotakan 64 orang, 15 di antaranya transpuan atau waria.

Paguyuban ini didirikan oleh Sri Riyanto atau yang akrab disapa Damen. Pria 44 tahun ini mendirikan komunitas kesenian sejak 2006. Saat itu, anggota dari transpuan baru 6 orang, seluruhnya adalah asisten rias pengantin yang dikenal Damen dari acara-acara hajatan.

“Saya dari SMP sudah sering pentas. Lulus SMK sering jadi cucuk lampah saat pernikahan. Saat itu saya kenal dengan mereka, para asisten rias manten. Saya batin, nari koyo ngono sing guyu akeh men, “ kata pria lulusan SMKN 8 Solo ini.

Karena tidak mengenal pendidikan tari, para transpuan itu bergerak sekenanya, tapi tetap lucu dan menghibur.

Damen pun berinisiatif mengajak mereka membentuk kelompok kesenian. Kebetulan, saat itu di Sragen dua kelompok kesenian yang ada tidak bisa akur.

Damen pun bergerak sendiri. Dia mengumpulkan 6 transpuan itu, mengajari mereka menari, membuat paket guyonan, berlatih koreografi, dan sebagainya. Jatuh bangun dialami Damen dan kelompoknya.

Apalagi, dia sadar, kelompok kesenian yang baru ia bentuk ini butuh suntikan dana agar bisa jalan.

“Zaman itu masih susah. Motor enggak punya, ke mana-mana boncengan atau naik bus,” katanya.

Baca juga: Nasib Transpuan Terpapar Covid-19, Kesulitan Dapat Bantuan Saat Isolasi Mandiri

Damen tak patah semangat. Dia pun mengumpulkan para perias pengantin di Sragen.
Di depan para perias pengantin, Damen minta bantuan. Dia pun menawarkan sistem arisan, setiap bulan Rp 50.000. Uang itu digunakan untuk kas dan membiayai kegiatan Sedap Malam.

“Sampai sekarang arisannya masih jalan dan uang kasnya ada. Paling-paling dipakai piknik,” kata Damen.

Anggota Sedap Malam sekarang terdiri dari 15 transpuan dan 49 perias.

Ayah 3 anak itu masih ingat, pementasan pertama di Jakarta tahun 2007. Sedap Malam diundang membawakan pentas ketoprak berjudul Ande-ande Lumut di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Saat itu, Damen membawa 6 orang anggotanya pentas membawa nama Sragen.

Sebelum tampil, banyak pihak yang tidak senang dan merendahkan komunitas ini. Ada yang memandang sebelah mata pada grup kesenian berumur seumur jagung itu, apalagi anggotanya waria.

“Ada yang bilang apa ya patut waria di Taman Mini. Aku perang sik. Aku ya duwe hak,” ujar Damen berapi-api.

Pementasan di TMII bisa dibilang sukses dan membawa nama Sedap Malam serta Sragen.
Bahkan, berkat pementasan itu, Sedap Malam diundang ke mana-mana. Menariknya, komunitas kesenian ini justru sering diundang oleh pondok pesantren.

Diundang pesantren

Pemimpin Ponpes Nurul Huda, Gondang, Plosorejo, Sragen, Syarif Hidayatullah.KOMPAS.com/KHAIRINA Pemimpin Ponpes Nurul Huda, Gondang, Plosorejo, Sragen, Syarif Hidayatullah.

Saah satu pondok pesantren yang paling sering mengundang Sedap Malam adalah Pondok Pesantren Nurul Huda Gondang, Plosorejo, Sragen.

Hampir setiap haul pesantren, Sedap Malam tampil untuk menghibur warga, santri, bahkan pimpinan daerah setempat.

Namun, bukan pentas tari atau ketoprak, Sedap Malam justru diminta bermain bola, tentu saja bermain sepak bola hiburan sehingga tak ubahnya pertunjukan.

Baca juga: Orang dengan HIV/AIDS hingga Transpuan Antusias Ikut Vaksinasi di Kota Serang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Regional
Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com