SEMARANG, KOMPAS.com - Diana warga Kota Semarang, Jawa Tengah, dan Raphael warga Jerman dipertemukan di sebuah aplikasi kencan pada 2017.
Namun, kisah mereka berakhir pilu, karena menjelang rencana pernikahan mereka Raphael meninggal dunia.
Diana dan Raphael berteman dan serius menjalin hubungan pada 2018.
Di tahun yang sama, Raphael datang ke Kota Semarang. Saat itu, Diana sudah mengenalkan Raphael kepada teman-temannya.
Setelah bertemu di Kota Semarang, Diana merasa cocok dengan Raphael, begitupun sebaliknya. Mereka memutuskan untuk pacaran sebelum ke jenjang pernikahan.
Baca juga: Kisah Warga Semarang Buat Program Menabung Belatung, Hasilnya Menjanjikan
"Saat itu saya belum mengenalkan Raphael ke keluarga. Soalnya masih pacaran juga," kata Diana, kepada Kompas.com di rumahnya, Selasa (9/8/2022).
Tahun 2019, Diana dan Raphael kembali bertemu di Thailand. Sekitar tiga minggu mereka menghabiskan waktu untuk berlibur di negara tersebut.
"Selanjutnya pada tahun 2020, kami bertemu lagi di Bali untuk liburan sekitar dua minggu," lanjut dia.
Setelah pertemuan di Bali, Diana dan Raphael sudah bersepakat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Saat itu, Raphael meminta agar dikenalkan dengan keluarga Diana di Indonesia.
"Karena Covid-19, Raphael tak bisa masuk ke Indonesia. Saat itu, WNA dilarang masuk," ujar dia.
Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke Jerman karena ayah Raphael juga ingin bertemu dan kenal dengan Diana.
"Namun, saat mengajukan ke kedutaan, pengajuannya ditolak. Padahal, sponsor dan berkas-berkas sudah lengkap," kata dia.
Alasan penolakan tersebut disebabkan karena kemungkinan pertemuan terakhir Diana dengan Raphael hanya beberapa bulan saja. Selain itu, Diana juga diragukan untuk kembali ke Indonesia.
Setelah gagal pengajuan, Diana memutuskan untuk kembali ke Kota Semarang. Berdasarkan informasi yang dia dapatkan, dia bisa mengajukan lagi setelah tiga bulan.
"Akhirnya saya menunggu itu tiga bulan," imbuhnya.
Pada tahun 2021 sekitar bulan Maret Diana mencoba untuk mengajukan lagi. Namun, timbul permasalahan yang lain.
"Saat itu Raphael malah sakit gangguan kecemasan karena kondisi Covid-19 dan visa saya ditolak juga," kata Diana menahan kesedihannya.
Informasi yang dia terima dari orangtua Raphael, kondisi Raphael semakin memburuk karena mengalami gangguan pernapasan. Akhirnya dia dibawa ke sebuah klinik.
"Sekitar bulan Juni 2021 Raphael keluar dari klinik yang merawatnya," imbuhnya.
Setelah keluar dari klinik, Raphael dan Diana sempat berkomunikasi lagi. Saat itu, Raphael mengaku jika gangguan pernapasannya kambuh lagi.
"Saat itu, saya tanya apakah dia tak latihan pernapasan sesuai yang diajarkan di klinik? Namun, Raphael tak menjawab," ucap Diana.
Mulai saat itu, pesannya hanya dibaca, tetapi tidak dibalas. Diana mencoba untuk berpikir positif jika Raphael hanya ketiduran setelah latihan nafas.
"Saya tak berpikir macam-macam. Saya kira dia ketiduran setelah latihan pernapasan," lanjut dia.