BIMA, Kompas.com - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Rite, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), berakhir ricuh, Kamis (7/7/2022) sekitar pukul 11.00 Wita.
Peristiwa itu membuat dua warga menderita luka serius akibat terkena tembakan peluru karet dan gas air mata.
Mereka yakni Muardin, warga Dusun I Soncolumba, Desa Rite, Kecamatan Ambalawi yang menderita luka lebam di wajah dan kepalanya robek.
Baca juga: 2 Minggu Hilang, Seorang Pemancing Ditemukan Tewas di Pantai Toro Maria Bima
Korban kedua yaitu Usran, warga dari Dusun Rite II, Desa Rite yang diduga menderita luka pada bagian perut.
"Korban yang parah sekarang dirawat di ruangan ICU RSUD Kota Bima," kata Nanang Suhendra, anak kandung dari korban Muardin dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (8/7/2022).
Nanang Suhendra menjelaskan, Pilkades di Desa Rite pada Rabu (6/7/2022) mulanya berjalan lancar dan aman.
Pencoblosan sekitar 2.600 DPT mulai berlangsung pukul 7.00 wita sampai pukul 24.00 wita.
Namun karena alasan waktu proses penghitungan ditunda esok harinya, yakni Kamis (7/7/2022).
Baca juga: Pilkades di Bima Ricuh, Warga Bakar Fasilitas Kantor Desa
Saat penghitungan berlangsung, lanjut Nanang, tiba-tiba datang calon kades nomor urut 4 yang mengeluhkan soal rapat tertutup yang sering kali dilakukan oleh panitia.
Keluhan itu ikut disampaikan warga yang berada di sekitar lokasi hingga membuat ketegangan, bahkan sampai berujung pelemparan batu dan tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian.
"Di tengah riuhnya masyarakat yang protes, tiba-tiba ada lemparan batu yang membuat pihak aparat kewalahan menghalau massa. Tanpa disadari ada beberapa warga masyarakat kena tembak peluru karet dan gas air mata," beber Nanang.
Baca juga: Dibunuh Kakak Tiri, Makam Bocah 11 Tahun di Bima Dibongkar
Sementara itu, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor (Polres) Bima Kota, Iptu Jufrin dengan tegas menyatakan bahwa informasi warga terkena luka tembakan peluru karet itu tidak benar.
Menurutnya, aparat hanya melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa. Pasalnya, mereka berusaha menyerbu dan merusak kantor Desa Rite.
"Tidak benar, tidak ada warga yang terkena tembakan peluru karet. Kemarin polisi hanya menembakan gas air mata karena massa itu berusaha menyerang kantor desa," kata Jufrin.
Jufrin menegaskan, sejumlah warga yang menderita luka-luka itu murni akibat hantaman benda tumpul seperti batu dan kayu yang dipakai untuk menyerang kantor desa.
"Tidak mungkin polisi sampai menembakan peluru karet, apalagi dikatakan mengenai perut korban, itu tidak benar. Korban luka-luka karena terkena lemparan batu dan hantaman benda tumpul," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.