Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bukit Sirkuit Mandalika

Kompas.com - 22/03/2022, 15:39 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Material tanah untuk pembangunan Sirkuit Mandalika diduga dari hasil penambangan ilegal di Bukit Lenser. Pengerukan bukit menimbulkan lubang galian yang menganga dan kerusakan vegetasi. Akibatnya, banjir kerap menerjang desa di sekitar sirkuit sejak proyek dimulai.

Oleh: IDHAM KHALID (Kontributor Kompas.com untuk Lombok Tengah)

PULUHAN truk pengangkut tanah berbaris di area Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Selasa, 18 Januari 2022 lalu. Hari itu, para sopir prahoto yang bekerja mengangkut tanah uruk pembangunan sirkuit untuk ajang balapan MotoGP tersebut berdemonstrasi. Mereka protes karena kontraktor tak melibatkan lagi para pengemudi dalam proyek.

Sudirman, salah seorang sopir truk, mengatakan kontraktor menyetop kerja sama dengan para sopir sejak setahun terakhir. “Kontraktor sekarang hanya memakai truk tronton yang punya roda minimal sepuluh,” ujar Sudirman di Mandalika pada Selasa, 18 Januari lalu.

Sudirman memiliki empat unit truk pengangkut tanah atau dump truck. Sebelum setop beroperasi, truk-truk milik warga Desa Kuta itu memuat tanah yang dikeruk dari Bukit Lenser menuju area pembangunan Sirkuit Mandalika. Sudirman mengaku membeli tanah itu dari warga.

Baca juga: Masukan dari Susi Pudjiastuti untuk MotoGP Mandalika: Hindari Hujan dan Cegah Kemacetan

Menurut Sudirman, kontraktor membayar Rp 150.000 per truk. Sebanyak Rp 65.000 diberikan ke sopir, lalu Rp 10.000 dibayarkan ke warga yang mengklaim punya tanah di Bukit Lenser. Sisanya, masuk ke kantong Sudirman. Di kalangan penambang galian, Sudirman dikenal sebagai sub-kontraktor yang biasanya mengoordinasikan para sopir pengangkut tanah.

Mengeruk tanah di Bukit Lenser yang berjarak sekitar dua kilometer dari sirkuit, Sudirman tak berbekal izin. Ia menjadi mandor penggalian untuk dua wilayah, yakni di Dusun Lenser dan Dusun Mong. Ada beberapa mandor yang menguasai wilayah galian lain di sekitar sirkuit Mandalika.

“Galian ini tak merusak lingkungan,” tutur Sudirman.

Baca juga: Pancarona MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika

Ramdan, warga yang tinggal di dekat Bukit Lenser, membenarkan cerita Sudirman. Ia mengaku punya tiga area lahan—sekitar 300 meter persegi—yang tanahnya dikeruk untuk proyek Sirkuit Mandalika. Penambangan tanah di bukit sudah berlangsung sejak 2019.

Ramdan menjual tanah uruk ke kontraktor sebesar Rp 10.000 per bak angkut. Dua tahun menjual urukan tanah, ia mengantongi pemasukan yang lumayan.

“Saya sudah dapat lebih dari sepuluh juta rupiah,” ujarnya.

Truk-truk pengangkut tanah uruk dari Bukit Lenser pernah dibuntuti tiga kali selama Oktober-Desember 2021. Truk itu berkelir putih dan hijau. Berkendara selama delapan menit dari Bukit Lender, prahoto itu tiba di gerbang sebelah utara Sirkuit Mandalika—kini berdiri patung Presiden Joko Widodo mengendarai motor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Terbang ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Terbang ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com