KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Builaran, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar ritual adat penguburan seekor buaya yang ditemukan mati.
Warga memercayai buaya yang mati itu merupakan leluhur mereka, sehingga diperlakukan berbeda dengan hewan lainnya.
"Buaya yang mati itu dikubur dengan ritual adat oleh Suku Uma Lafaek, pada Minggu (6/2/2022) lalu,"ujar tokoh pemuda Desa Builaran Waring Nahak, kepada Kompas.com, Kamis (10/2/2022).
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 9 Februari 2022
Waring yang mengikuti prosesi penguburan buaya itu, menuturkan, awalnya dia bersama warga lainnya pulang dari gereja.
Mereka mengikuti ibadah di gereja yang berada di Kampung Wekfau, Desa Fatuaruin yang bersebelahan dengan Desa Builaran.
Dalam perjalanan pulang, mereka melihat seekor buaya berukuran sekitar satu meter, mati terapung di sungai.
Buaya itu mati, setelah tersangkut jaring milik warga yang mencari ikan.
Baca juga: Nekat Seberangi Sungai Saat Banjir, Seorang Kakek di NTT Tewas