Bertemu Gubernur Koster, 12 Dubes RI Akan Bantu Promosikan Pariwisata Bali di Luar Negeri

BALI, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri RI memfasilitasi 12 Duta Besar (Dubes) RI yang baru dilantik Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali Wayan Koster, Kamis (11/11/2021).

Pertemuan itu digelar dalam rangka membantu mempromosikan pariwisata Bali yang saat ini terpuruk karena pandemi Covid-19 ke negara penempatan masing-masing.

"Ini (pariwisata Bali) perlu kami promosikan di luar negeri agar wisata Bali kembali tumbuh dan akhirnya juga menjadi pintu masuk dari pemulihan ekonomi Indonesia secara umum," kata Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri Mushin Syihab di rumah dinas jabatan gubernur Bali, Kamis.

Baca juga: Satgas Covid-19 Bali Larang Bar dan Klub Malam Gelar Party Saat PPKM Level 2

Mushin mengatakan, promosi pariwisata tersebut merupakan program baku dari Kementerian Luar Negeri setiap kali akan ada penugasan untuk para dubes baru di negara-negara sahabat.

Dipilihnya Bali sebagai daerah yang akan dipromosikan, tak lepas dari penanganan Covid-19 di Pulau Dewata yang terus menbaik.

Selain itu, kata Mushin, capaian vaksinasi di Bali juga terbilang baik.

"Bali dipilih sebagai fokus lintas nusantara berhubungan dengan recovery Bali pasca pandemi, dari kebijakan-kebijakan pencegahan Covid-19 yang sangat baik, positivity rate yang sudah turun, tingkat vaksinasi yang sangat meluas, ini perlu kami promosikan di luar negeri agar wisata Bali kembali tumbuh," kata dia.

Baca juga: Bandara Ngurah Rai Bali Siapkan Jalur Khusus bagi Atlet Indonesia Badminton Festival

Di tempat yang sama, Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik program Kementerian Luar Negeri yang akan membantu mempromosikan Bali melalui dubes yang akan segera bertugas.

"Jadi, kami memohon kepada yang mulia duta besar, ketika sudah bertugas ikut menjadi bagian untuk mempromosikan Bali, mempromosikan upaya recovery pariwisata Bali, dan recovery perekonomian Bali," kata dia.

"Kita telah melakukan berbagai kebijakan untuk menata alam, manusia, dan kebudayaan Bali secara fundamental dan komprehensif, pembangunan yang harmoni terhadap alam, dengan menjaga ekosistem agar bersih," pungkasnya.