YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terus memantau terhadap dua klaster besar yakni, Kapanewon Playen dan Panggang.
Ada ratusan orang yang dilakukan penelusuran terkait klaster takziah.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, peristiwa klaster takziah di Kapanewon Panggang bermula dari salah seorang warga sakit.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 dari Klaster Takziah di Sleman Jadi 100 Orang
Warga kemudian membawanya ke rumah sakit di Yogyakarta pada 22 Maret 2021 lalu.
Setelah sampai di rumah sakit, pasien dites swab.
Belum keluar hasil swab, pasien meninggal dunia 23 Maret 2021.
Hasil swab terkonfirmasi positif keluar beberapa hari setelah meninggal dunia.
"Setelah tahu itu, langsung tracing siapa yang menolong, siapa yang nyopir, semuanya. Hampir semua yang dekat-dekat (kontak erat) positif. Mulai dari istrinya, anaknya, tetangganya, cucunya, tetangga yang menolong positif semua. Jadinya berkembang itu," kata Dewi saat dihubungi melalui sambungan telepon Selasa (20/4/2021).
Dewi menjelaskan, hingga Senin (19/4/2021), ada 665 orang yang ikut melayat dan membantu. Yang sudah dilakukan tracing ada 370 orang di 6 RT.
Dari 370 orang tersebut, 37 orang melakukan kontak erat.
Setelah dilakukan swab PCR diketahui 34 positif, 3 negatif, dan 2 orang meninggal.
"Yang meninggal (awal) itu tidak termasuk 2 orang yang meninggal dalam klaster. Satu keluarganya dia tapi masih satu klaster," kata Dewi.
Warga yang terkonfirmasi positif ada yang melakukan isolasi mandiri maupun dirawat di sejumlah rumah sakit di DIY.
Baca juga: Klaster Hajatan dan Takziah di Gunung Kidul, Puluhan Orang Positif Covid-19, 2 Orang Meninggal
Sementara untuk di Kapanewon Playen, pihaknya masih turun di lapangan untuk melakukan tracking. Dari hasil swab 44 orang, 32 orang positif.
Lurah Giriharjo Aris Eko Widianto mengatakan, penularan kluster takziah telah meluas.