Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nelayan Benur di Lombok yang Hidupnya Tak Tentu karena Tengkulak

Kompas.com - 28/11/2020, 09:17 WIB
Idham Khalid,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Bahri (23), pemuda bertubuh kurus yang rambutnya pirang, menyandarkan perahunya ke tepi pantai Desa Gerupuk, Lombok Tengah, Kamis (26/11/2020).

Dia baru saja pulang mengangkat alat tangkap benih lobster di keramba.

Hari itu, Bahri tidak mendapat banyak lobster, hanya 16 ekor, lantaran musim hujan saat ini yang sangat memengaruhi tangkapan.

“Musim-musim saat ini benih lobster jarang, semalam ini kita hanya dapat 10, 16 biji (benur),” tutur Bahri kepada Kompas.com.

Baca juga: Mencuat Kasus Dugaan Suap Ekspor Benih Lobster, KKP Dinilai Lupakan Program Prioritas Lain

Bahri menuturkan, pada musim tangkapan pada Februari hingga Agustus, tangkapan benih lobster mencapai ratusan ekor.

“Kalau musim kemarin-kemarin dari bulan dua (Februari), Agustus itu banyak kita dapat biasanya ratusan benih lobster, semalam itu kita dapat Rp 2 juta,” kata Bahri.

Bahri saat memperbaiki pocong alat tangkap benih lobsterKOMPAS.COM/IDHAM KHALID Bahri saat memperbaiki pocong alat tangkap benih lobster

Nelayan muda itu mengaku, harga lobster yang dijual ke pengepul sangat tidak menentu.
Kadang dihargai di bawah Rp 5.000, kadang juga belasan ribu rupiah.

“Misalkan hari ini diambil sama pengepul itu Rp 15.000, hari besok di bawah Rp 5.000, itu bisa,” kata Bahri.

Perubahan harga jual lobster, menurut Bahri, tentu tidak baik bagi nelayan.

Baca juga: KPK Duga Ada Pemberi Suap Lain kepada Edhy Prabowo Terkait Ekspor Bibit Lobster

Dia menyebutkan, saat nelayan mendapatkan banyak benih lobster, tiba-tiba harganya turun anjlok di bawah Rp 5.000.

Waktu harganya anjlok, Bahri pernah cuma mendapatkan Rp 50.000 dari hasil tangkapan benur.

Uang sebesar itu, hanya cukup mengganti uang biaya operasional bensin per tahunnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com