KOMPAS.com- Peternak ayam menjerit lantaran turut terimbas pandemi corona.
Di beberapa daerah, mereka mengeluhkan anjloknya harga ayam.
Tak hanya kerugian yang mengancam, namun juga gulung tikar usaha.
Para peternak dihadapkan pada tingginya harga pakan dan sulitnya pendistribusian di tengah aturan pembatasan sosial.
Bahkan belum bisa dipastikan hingga kapan situasi sulit tersebut menerpa mereka.
Berikut kondisi para peternak ayam di beberapa daerah di Indonesia:
Baca juga: Kasus-kasus Pasien Positif Corona Tanpa Gejala di Sejumlah Daerah, Ada yang Hanya Merasa Kehausan
Padahal para peternak menanggung biaya produksi hingga Rp 18.000,00.
"Peternak ayam menangis, peternak tengah berduka," kata Wakil Sekjen DPP Pinsar Abbi Angkasa Perdana Darmaputra.
Namun, saat mengecek supermarket, harga ayam masih tinggi, berkisar R 30.000,00.
Peternak pun mengambil langkah menjual murah ayamnya Rp 21.000,00 per kilogram.
Mereka juga terpaksa memusnahkan anak ayam umur 3-10 hari lantaran kebingungan membeli pakan.
Hingga saat ini sudah hampir 2 juta anak ayam yang dimusnahkan.
Ia berharap ada solusi terkait harga ayam nasional dan rantai distribusinya.
"Tolong kami satgas pangan," kata dia.
Baca juga: Operasional Pasar Dibatasi, Pedagang Ayam Pindah Berdagang ke Lapangan