Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerit Peternak Ayam di Berbagai Daerah di Tengah Wabah Corona, Harga Anjok hingga Terpaksa Musnahkan Anak Ayam

Kompas.com - 09/04/2020, 07:10 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Peternak ayam menjerit lantaran turut terimbas pandemi corona.

Di beberapa daerah, mereka mengeluhkan anjloknya harga ayam.

Tak hanya kerugian yang mengancam, namun juga gulung tikar usaha.

Para peternak dihadapkan pada tingginya harga pakan dan sulitnya pendistribusian di tengah aturan pembatasan sosial.

Bahkan belum bisa dipastikan hingga kapan situasi sulit tersebut menerpa mereka.

Berikut kondisi para peternak ayam di beberapa daerah di Indonesia:

Baca juga: Kasus-kasus Pasien Positif Corona Tanpa Gejala di Sejumlah Daerah, Ada yang Hanya Merasa Kehausan

1. Di Bandung, peternak terpaksa musnahkan anak ayam

Ilustrasi ayamPavlofox/Pixabay Ilustrasi ayam
Sejak Maret 2020, harga ayam di tingkat peternak di Bandung terus turun hingga menyentuh angka Rp 7.000,00 per kilogram.

Padahal para peternak menanggung biaya produksi hingga Rp 18.000,00.

"Peternak ayam menangis, peternak tengah berduka," kata Wakil Sekjen DPP Pinsar Abbi Angkasa Perdana Darmaputra.

Namun, saat mengecek supermarket, harga ayam masih tinggi, berkisar R 30.000,00.

Peternak pun mengambil langkah menjual murah ayamnya Rp 21.000,00 per kilogram.

Mereka juga terpaksa memusnahkan anak ayam umur 3-10 hari lantaran kebingungan membeli pakan.

Hingga saat ini sudah hampir 2 juta anak ayam yang dimusnahkan.

Ia berharap ada solusi terkait harga ayam nasional dan rantai distribusinya.

"Tolong kami satgas pangan," kata dia.

Baca juga: Operasional Pasar Dibatasi, Pedagang Ayam Pindah Berdagang ke Lapangan

 

Ilustrasi pedagang daging ayam.KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Ilustrasi pedagang daging ayam.
2. Peternak di Sumsel terancam gulung tikar

Peternak ayam potong di Sumatera Selatan terancam gulung tikar.

Harga ayam yang tadinya berkisar Rp 28.000,00 hingga Rp 30.000,00 kini anjlok diduga akibat mewabahnya corona.

Kini, harga ayam berada di kisaran Rp 13.000,00.

Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumatera Selatan Ismaidi Chaniago menjelaskan, pembatasan sosial berpengaruh signifikan.

Sehingga meski harganya anjlok, pedagang tetap kesulitan memasarkan.

"Orang-orang sekarang sudah jarang ke pasar, jadi kami kesusahan menjual," kata Ismaidi.

Padahal, lanjut dia, harga pakan melonjak.

"Dalam sehari kami peternak mengalami kerugian Rp 5 miliar, itu karena harga pakan yang naik terus harga jual turun," ungkap dia.

Baca juga: Harga Ayam Ikut Terdampak Corona, 12 Juta Pekerja Terancam PHK

3. Di Medan, harga jual sentuh Rp 10.000,00 per kg

Ilustrasi daging ayam KOMPAS/SIWI NURBIAJANTI Ilustrasi daging ayam
Sejak tiga pekan terakhir, peternak ayam di Medan menjerit lantaran anjloknya harga.

Seorang peternak ayam di Desa Ujung Rambung, Kecamatan Pantai Cermin, Serdang Bedagai, Muslim mengungkapkan harga jual saat ini lebih rendah dibandingkan harga produksi.

Harga jual ayam bahkan menyentuh angka Rp 10.000,00. Sedangkan ongkos produksi mencapai Rp 17.000,00.

"Jadi peternak merugi Rp 7.000,00 sejak adanya virus corona ini," kata dia.

Hal itu semakin diperparah dengan kondisi harga pakan yang melonjak.

Baca juga: Harga Ayam Anjlok Diduga Ulah Mafia, Peternak: Tolong Kami Satgas Pangan

 

4. Larangan hajatan dan pembatasan sosial dianggap berpengaruh

Romlah, pedagang ayam potong di Pasar Gintung, Bandar Lampung melayani pembeli, Rabu (8/4/2020). Para pedagang mengaku harga ayam potong turun lantaran banyak yang membatalkan pernikahan di tengah pandemi corona.KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Romlah, pedagang ayam potong di Pasar Gintung, Bandar Lampung melayani pembeli, Rabu (8/4/2020). Para pedagang mengaku harga ayam potong turun lantaran banyak yang membatalkan pernikahan di tengah pandemi corona.
Di Lampung, harga ayam potong turun hingga 30 sampai 40 persen dari harga normal.

Salah satu penyebabnya, diduga lantaran penerapan aturan pembatasan sosial.

"Udah satu minggu harganya turun. Orang pada takut mau ke pasar, jadi enggak ada yang beli," kata Romlah, salah seorang pedagang ayam.

Banyaknya orang yang batal menikah selama pandemi corona juga dinilai mempengaruhi.

"Sekarang kan banyak yang enggak jadi nikah. Yang hajatan juga enggak ada, jadi banyak yang enggak kejual ayamnya," ujar dia.

Menumpuknya stok ayam membuat pedagang terpaksa membanting harga jual ayam.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Tri Purna Jaya, Dewantoro, Aji YK Putra, Reni Susanti | Editor: Aprilia Ika, Farid Assifa, Aprilia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com