KOMPAS.com - Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rasyid mengatakan, saat diperiksa, pembina Pramuka mengaku tidak mengajarkan yel bernada SARA kepada siswa SD di Yogyakarta.
Pembina Pramuka hanya meminta para siswa untuk melakukan tepuk anak soleh.
Kemudian secara spontan para siswa mengucapkan yel yang dianggap berbau SARA itu.
"Tapi untuk pembina Pramuka yang dimaksud, tidak mengajarkan seperti itu. Akan tetapi mengajak tepuk anak soleh. Secara spontan anak-anak mengikuti saja, dan ada wali murid yang tahu," ujar Bahron mengutip KompasTV, Jumat (17/1/2020).
Baca juga: Sanksi Pembina Pramuka yang Ajarkan Yel Bernada SARA ke Siswa SD Tunggu Rekomendasi Dewan Kehormatan
Namun, pembina Pramuka itu menyampaikan permintaan maaf dan mengaku kejadian itu adalah sebuah kekhilafan.
"Setelah diklarifikasi, pembina tersebut memang khilaf dan tidak sengaja dimuat dalam pembelajaran latihan tersebut. Setelah pembinaan khusus akhirnya kita nyatakan yang bersangkutan khilaf, permohonan maaf dan tidak akan mengulang lagi," kata Baron.
Seperti diketahui, seorang pembina Pramuka mengajarkan yel yang dinilai bernada SARA kepada siswa SD Negeri Timuran, Kota Yogyakarta.
Hal itu menuai protes dari seorang wali murid.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.