Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu 6 Anak Penghuni Gubuk Reot, Saat Dibantu TNI Perbatasan RI-Timor Leste

Kompas.com - 06/09/2019, 13:35 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Raut wajah Paulina Orde (46) terlihat sedikit tegang, kala didatangi sejumlah anggota TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste, Batalyon Infanteri Mekanis 741/Garuda Nusantara, Sektor Barat Kipur-II.

Cuaca siang itu cerah, sang surya terasa panas, beradu dengan hembusan angin yang bertiup cukup kencang, Paulina dengan sedikit gugup mempersilahkan empat orang anggota TNI untuk duduk di kursi plastik berwarna hijau.

Paulina, adalah janda enam orang anak yang tinggal di sebuah gubuk reot, di Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat menerima kunjungan Sersan Kepala (Serka) Made Yudiantara dan tiga rekannya, Paulina didampingi saudara laki-lakinya, Dominggus Orde dan sang paman Gasper Seno.

Mereka tidak duduk di dalam ruang tamu, melainkan di halaman gubuk Paulina, lantaran kediaman yang ditempatinya nyaris roboh.

Baca juga: Di Balik Bedah Rumah Mbah Yatin, Sejak Muda Rajin Sedekah

Bukan hanya nyaris roboh, tapi di dalam gubuknya, memang hanya ada satu kamar berukuran kurang lebih 4x5 meter, yang berisi satu tempat tidur yang terbuat dari papan kayu jati tanpa kasur dan lemari berukuran kecil.

Dalam kamar itu pun, digabung dengan dapur darurat berupa tiga batu tungku, yang berfungsi untuk memasak makanan dan air minum dengan menggunakan kayu kering.

Gubuk itu hampir ambruk, karena tiang penyangga sudah banyak yang lapuk dan bilah-bilah bambu yang disusun menjadi dinding sebagian besar bolong.

Kondisi bersahabat dirasakan saat musim panas. Namun, lain cerita ketika langit sedang menumpahkan hujan.

Gubuk yang beratap dedaunan akan bocor, sehingga rumah yang berlantai tanah, akan berubah menjadi "karpet lumpur".

Paulina tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumahnya, karena ia hanya bekerja sebagai buruh serabutan.

Ia membantu tetangganya membungkus gula dan sirih pinang, sehingga penghasilan yang diperolehnya untuk makan saja kadang tidak cukup.

Sejak suaminya Yakobus Satap meninggal dunia tahun 2017 lalu, kehidupan Paulina semakin tak menentu, sehingga terpaksa dirinya bersama enam orang anak, harus tinggal bersama pamannya Gasper Seno.

Raut wajah yang semula tegang, terlihat mulai berubah, saat Serka Made Yudiantara menginformasikan soal rencana bantuan bedah rumah dari TNI.

"Kami dapat informasi dari Ketua RT soal kondisi rumah mama Paulina, sehingga setelah ini, kami akan sampaikan kepada pimpinan untuk dilakukan bedah rumah," ujar Made, di hadapan Paulina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com