Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Anjlok, Penjaga Rel Diperintahkan Jaga Titik Lemah Lengkung

Kompas.com - 03/06/2019, 16:19 WIB
Reni Susanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Executive Vice President PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, Saridal mengatakan, untuk mencegah terulangnya kembali kereta anjlok, para petugas bagian jaga rel diperintahkan menjaga di titik-titik lemah.

Pemantauan itu terutama di titik-titik lengkung.

"Sudah saya perintahkan, bagian jaga rel menjaga titik-titik lemah di lengkung-lengkung. Tidak usah di posko di stasiun, di lapangan langsung,” ujar Saridal kepada Kompas.com di Bandung, Senin (3/6/2019).

Sebelumnya, jalur kereta api lintas selatan kembali normal pasca-anjloknya KA Lodaya Tambahan Solo Balapan-Bandung, Rabu (29/5/2019) pukul 16.30 WIB.

Baca juga: Keberangkatan Pesawat dan Penumpang Anjlok saat Mudik, Imbas Tiket Mahal?

PT KAI masih menyelidik penyebab anjloknya kereta tersebut.

Saridal menyebutkan, di Daop 2 Bandung, terdapat 47 titik rawan bencana yang menyebar ke arah Banjar, Purwakarta, maupun Cianjur.

Bencana yang diwaspadai adalah banjir, longsor, tanah amblas, dan potensi kecil jatuhnya bebatuan di beberapa titik.

Sebelumnya, Direktur PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, pihaknya mencatat 370 titik rawan yang berpotensi mengganggu perjalanan kereta api selama angkutan lebaran.

Titik rawan tersebut menyebar di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, selama musim mudik dan balik Lebaran, pihaknya menerjunkan sekitar 370 personel.

Baca juga: 7 Fakta KA Lodaya Solo-Bandung Anjlok, akibat Badan Rel Turun hingga Penumpang Tertidur di Lorong Kereta

Penjaga tersebut akan memberikan informasi awal untuk potensi longsor, banjir, dan tanah ambles.

“(Penjaga) akan nongkrong di situ. Ketika terlihat ada longsoran menutupi rel, mereka harus segera lapor,” kata dia.

Ketika laporan masuk, tim KAI akan segera mengambil tindakan dan memastikan perjalanan yang akan dilalui kereta api aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com