Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curah Hujan Tinggi, BMKG Wanti-wanti Banjir Bandang Susulan Sentani, Jayapura

Kompas.com - 22/03/2019, 08:31 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika  (BMKG) mewanti-wanti Bupati Jayapura, Papua, Mathius Awaitaouw, untuk mewaspadai potensi banjir bandang susulan di Jayapura.

Menurut rilis yang diterima dari BMKG, potensi tersebut diperkirakan  dengan memperhatikan adanya pengaruh kondisi lokal, dan adanya pertemuan aliran udara yang terjadi akibat sistem pola tekanan rendah di utara Papua.

Baca juga: Prajurit TNI Selamatkan Sepasang Lansia yang Terkepung Banjir di Jayapura

 

Kondisi  tersebut dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan awan dan hujan di wilayah Jayapura

Selain itu, perlu diwaspadai pula pola pertemuan aliran udara dan pertumbuhan awan di Papua bagian selatan,  sebagai dampak adanya pengaruh siklon tropis Trevor, yang saat ini masih berada di Teluk Carpentaria, di sebelah selatan Papua.

Dengan adanya beberapa fenomena di atas, maka lima hari hingga sepekan ke depan curah hujan diprediksi masih cukup tinggi di Papua

"Dalam kurun waktu lima sampai tujuh hari ke depan, hujan masih akan mengguyur Jayapura dengan intensitas sedang hingga lebat dari malam hingga dini hari. Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada dengan kondisi cuaca tersebut," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat berkunjung ke Posko Induk Banjir Sentani di Kompleks Bupati Jayapura, Gunung Merah, Kamis (21/3/2019).

Baca juga: Pria di Timika Ini Rela Jual Motor untuk Korban Banjir Bandang Jayapura

Disamping Siklon Tropis Trevor, kata Dwikorita, di selatan Nusa Tenggara Timur juga sedang muncul Siklon Tropis Veronica. Meskipun jaraknya sekitar 600 kilometer dari pantai NTT, dapat berdampak pada pertumbuhan awan hujan yang signifikan di wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT serta ketinggian gelombang laut yang mencapai 4 - 6 meter di perairan selatan Jawa hingga NTT.

Menurutnya, ada sejumlah tanda yang bisa menjadi alarm peringatan dini saat terjadinya banjir bandang. Diantaranya, air sungai yang tiba-tiba berwarna keruh atau mengalir bersama lumpur, pasir, serta ranting dan batang kayu.

Selain waspada banjir bandang, masyarakat juga harus waspada terhadap ancaman tanah longsor dan angin kencang. Terjadinya perubahan lahan di lereng dan kaki Gunungan Cyclop secara tidak terkendali, semakin memperparah kejadian banjir bandang.

Hal tersebut dikhawatirkan mengakibatkan makin berkurangnya vegetasi yag menahan aliran air dari atas. Meski di hilir tidak hujan, hujan di hulu ditambah kondisi lereng yang rapuh tentu menjadi pemicu longsoran.

Dalam kunjungan tersebut, Dwikorita juga menyampaikan ucapan belasungkawa atas bencana banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua. Akibat banjir tersebut, sebanyak 109 orang dinyatakan meninggal dunia. Sementara korban hilang mencapai 93 jiwa, luka ringan 808 jiwa, luka berat 107 jiwa, dan terdapat kurang lebih 11.725 kepala keluarga yang terdampak.

"Semoga Sentani Jayapura dapat segera bangkit dan kepada seluruh korban diberikan ketabahan dan keikhlasan dalam menerima cobaan ini. Pemerintah bersama Papua," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com