Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita HIV/AIDS di Gunungkidul Meningkat, Kebanyakan Usia Produktif

Kompas.com - 30/11/2018, 19:05 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Setiap tahun pula diingatkan tentang bahaya penyakit yang sampai saat ini belum ada obatnya ini.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Yogyakarta, mencatat ada peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS.

"Tahun ini ada 36 kasus HIV, itu hitungan sampai bulan Juni kemarin. Dibanding tahun lalu kemungkinan meningkat, karena tahun lalu sampai akhir tahun ada 48 kasus," kata Sekretaris Dinkes Kabupaten Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka, Jumat (30/11/2018).

Baca juga: UNAIDS: Petugas Kesehatan, Media, dan Keluarga Turut Mendiskriminasi Pengidap HIV

Dijelaskannya, dari tahun 2006 hingga saat ini, pihaknya telah mencatat adanya 337 kasus HIV di Gunungkidul terdiri dari 186 orang laki-laki dan 151 perempuan.

"Usia penderita HIV di sini kebanyakan masih berusia produktif,"ucapnya

Penyebabnya, sebagian besar karena hubungan intim. Sebab, disinyalir sebagian pria bekerja di luar daerah. Saat bekerja, dirinya tertular.

Hal itu terjadi karena yang bersangkutan tidak mengetahui dirinya terjangkit penyakit HIV sehingga tanpa sadar yang bersangkutan menularkan virus tersebut kepada orang lain.

"Rata-rata karena berhubungan intim dan tertular, jadi kebanyakan dari luar Gunungkidul. Contoh, ada pria kerja di luar daerah dan karena itu,"katanya

Priyanta mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait bahaya penyakit tersebut.

Selain itu, Dinkes Gunungkidul juga menumbuhkan pengetahuan kepada masyarakat terkait penanganan HIV/AIDS. Sebab, pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS masih rendah.

Salah satu contoh, penanganan orang meninggal karena AIDS warga tidak berani memandikan karena takut menular.

Padahal, jika bersentuhan tidak akan tertular. Sehingga, masyarakat dinilai tidak perlu takut secara berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan diskriminasi terhadap penderita.

"Pernah ada kasus di Ponjong dan Wonosari, jadi ada yang meninggal karena kena HIV AIDS, dan saat meninggal tidak ada yang mau memandikan jenazah karena takut tertular,"ujarnya

Sementara, Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Gunungkidul Triwahyu Ariningsih mengatakan, pihaknya melakukan upaya sosialisasi dan pendampingan terhadap penderita HIV AIDS.

Harapannya, penularan HIV AIDS tidak semudah yang dikhawatirkan oleh orang awam. Oleh sebab itu, sosialisasi mengenai hal itu terus dilakukan dengan harapan agar penderita tidak dikucilkan.

"Terutama memberi semangat kepada penderita dan membantu mengurangi stigma diskriminasi dari lingkungan," katanya. 

Kompas TV Kasus HIV/AIDS di Indonesia, masih menjadi perhatian utama. lantaran setiap tahunnya, kasus HIV/AIDS terus meningkat. Salah satunya Provinsi Bali, yang terdata 50% dari kasus yang ditemukan, menyerang usia produktif yakni 15-50 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com