GORONTALO, KOMPAS.com – Seks bebas, narkoba, dan sering ganti pasangan seks menjadi pemicu dan penambah jumlah penderita AIDS di Gorontalo.
Perilaku negatif ini umumnya dilakukan oleh individu yang tidak memiliki stabilitas emosi yang bisa ditularkan kepada individu atau kelompok terdekat.
“Perilaku negatif ini bisa dilakukan oleh siapa saja, tetapi yang sangat potensial adalah remaja dengan kematangan emosional belum stabil,” kata Idah Syahidah, Ketua Tim Asistensi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo, Kamis (5/4/2018).
Ia memaparkan, pergaulan remaja zaman sekarang sudah mengkhawatirkan karena dampak negatif teknologi komunikasi dan informasi.
Baca juga: Napi Asal Malaysia yang Idap HIV/AIDS Meninggal di Nusakambangan
Di sisi lain, orang tua yang sibuk bekerja menjadi sulit melakukan pengawasan penuh kepada anak-anaknya. Akibatnya, tidak sedikit kaum remaja yang rentan berbuat negatif dan merugikan.
“Sebagian remaja cenderung memiliki jiwa yang rapuh dan labil sehingga mereka tidak mempertimbangkan tindakan negatif yang mereka lakukan. Misalnya, penggunaan narkoba dan free sex yang bisa menyebabkan penularan penyakit AIDS,” ujar Idah.
Menurut Idah, saat ini belum ada obat penyembuh HIV/AIDS. Pencegahan penularan penyakit ini penting dilakukan dengan cara sosialisasi melalui pendidikan yang melibatkan peran keluarga dan lingkungan.
Idah menambahkan, penanaman nilai agama sejak dini kepada anak dan membangun keluarga yang harmonis menjadi kunci penting dalam menyiapkan generasi muda agar terhindar dari HIV/AIDS.
Baca juga: 63 Pengidap HIV AIDS Baru Ditemukan di Kabupaten Semarang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.