Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Landak: Dana Desa Bukan Hanya Sebatas Membangun Jalan Rabat Beton

Kompas.com - 13/10/2018, 14:42 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NGABANG, KOMPAS.com - Bupati Landak Karolin Margret Natasa menegaskan bahwa dana desa yang dikucurkan pemerintah pusat bukan hanya sebatas untuk membangun jalan rabat beton saja.

Pemerintah desa menurutnya harus bisa mengelola dana yang ada agar lebih efektif dan efisien dalam penggunaan nya.

Hal tersebut disampaikan Karolin saat membuka Bursa Inovasi Desa Kabupaten Landak 2018 yang diselenggarakan Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa di Aula Kantor Bupati Landak, Kalimantan Barat, Sabtu (13/10/2018).

"Bursa inovasi desa ini merupakan sesuatu hal yang baru digagas, apabila merujuk pada peraturan menteri, itu baru berlaku pada tahun 2018," ujar Karolin.

Baca juga: Kabupaten Landak Siap Terapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

"Sehingga ini merupakan sebuah program yang lahir dari evaluasi berjalannya program dana desa selama ini," sambungnya.

Karolin menambahkan, pihaknya menyadari bahwa dilapangan masih ditemukan adanya kebingungan terkait dalam pengelolaan dana desa untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat maupun pembangunan ekonomi masyarakat itu sendiri. Sejauh ini, program yang dijalankan menurut nya masih bersifat monoton atau itu-itu saja.

"Tadi saya sempat sedikit bercanda menyebutkan rabat beton dan lainnya. Maksudnya disini adalah bahwa orientasi dalam pengelolaan dana tersebut belum dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif," jelasnya.

Oleh karena itu, sambung Karolin, apa yang digagas oleh Kementerian Desa ini merupakan sesuatu yang penting untuk diikuti dan dilaksanakan.

Baca juga: Kemendes PDTT: Dana Desa Program Nawacita Dirasakan Langsung Masyarakat

Dia berharap, program yang mengarah pada model pendampingan tersebut bisa melakukan analisa masalah dan langsung pada menemukan solusi bersama untuk menyelesaikan masalah itu.

Dari 156 desa yang ada di Kabupaten Landak, saat ini baru 10 desa saja yang sudah menunjukkan hasilnya dalam inovasi mengelola dana desa tersebut.

"Hal ini terlihat dari keseriusan pemerintah desa, mulai dari kepala desa hingga perangkatnya yang berupaya untuk melakukan inovasi. Terlepas dari berhasil atau tidaknya ya," ungkapnya.

Sejumlah desa yang sudah mulai terlihat inovasinya, diantaranya adalah desa Tengon dan Sempatung yang mengembangkan hasil pertanian seperti bawang merah dan markisa. Apabila selama ini hanya mengandalkan ladang, sekarang mereka punya alternatif produk unggulan yang lain.

Baca juga: Berkat Dana Desa, Kampung Ini Kuliahkan 1 Warga 1 Rumah

Desa lainnya ada juga yang berupaya untuk mengembangkan potensi wisata dan jasa.

Meski demikian, hal tersebut menurutnya masih jauh dari harapan, lantaran di wilayah yang dipimpinnya itu terdapat 156 desa. Sehingga Karolin berharap program inovasi tersebut bisa merata di semua desa yang ada.

"Tapi sekali lagi, kita terkendala pada kualitas sumber daya manusia yang memerlukan pendampingan, sementara kemampuan kita terbatas," ujarnya.

"Jadi saya kira ini sesuatu yang konkrit, dimana kita mencoba merangsang kepada mereka dengan menunjukkan beberapa program yang kira-kira bisa disesuaikan dengan kondisi di daerahnya masing-masing," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com